Kamis, 13 September 2012 18:52:24 WIB
Reporter : M. Syafaruddin
Reporter : M. Syafaruddin
Pekanbaru (beritajatim.com)
- Tuan rumah Riau memboikot pertandingan cabang olahraga (cabor) panjat
tebing nomor Speed Track Beregu, Kamis (13/9/2012) sore ini di Komplek
Universitas Riau. Tak hanya memboikot pertandingan, Riau juga
menyabotase sound sistem.
Kejadian ini dipicu ketika tim Riau B sua tim kuat Jawa Timur (Jatim) di babak final. Pada pertandingan ini, dua dari tiga pemanjat Jatim gagal menyentuh top. Kedua pemanjat itu adalah Galar Pandu Asmoro dan Abudzar Yulianto. Satu-satunya atlet yang sukses hanya Rindi Sufriyanto. Namun setelah pertandingan, Jatim melakukan protes karena salah satu atlet Jatim, Galar mengaku tersangkut tali.
Protes itu diterima oleh juri. Galar diberikan kesempatan untuk bertanding ulang lawan atlet Riau B, Faisal Perwira. Namun reaksi penolakan ditunjukkan suporter Riau. Mereka berteriak agar atletnya agar tidak tanding ulang. "Jangan main. Jangan main. Jangan main," teriaknya. Mendapat sorakan dari pendukungnya membuat Riau enggan untuk meneruskan pertandingan.
Sempat terjadi perdebatan alot antara tim negoisator Riau dengan juri. Juri nampak keder dengan tekanan tuan rumah, sehingga nasib pertandingan ulangan kembali buram. Jatim sendiri memilih mengambil langkah tenang. "Dalam rekaman sudah jelas, dia jatuh bukan terpeleset, tapi tangan Galar masuk tali. Apalagi sebelum jatuh, Galar sebenarnya unggul jauh," ucap tim pelatih, Danu Iswara.
Terpisah, Galar mengaku, setelah tahu ada tali terselip, ia langsung berteriak dan mengutarakan hal itu ke juri. "Saya langsung utarakan hal itu ke juri," aku Galar. Namun juri tak mengambil keputusan. Juri lebih memilih untuk mengecek dari rekaman pertandingan.
Melalui pengeras suara, juri akhirnya mengumpulkan seluruh manajer. Pertemuan ini berlangsung alot dan berlangsung hingga kurang lebih dua jam. Danu yang menjadi wakil di pertemuan itu mengaku, sepanjang pertemuan Jatim ditawur oleh daerah lain, seperti Jawa Tengah, DKI Jakarta dan Riau. "Sebab mereka tahu ada Jatim, mereka mendapat lawan berat," kata Danu.
Meski diserang dari tujuh mata angin, namun Jatim tak gentar. Sebab mereka sangat yakin bahwa benar. "Ketika Galar terselip tali, dia sudah bilang ke juri. Harusnya juri langsung menghentikan pertandingan. Sebab ini nomor speed," jelas Danu. Dari sini lah sumber kericuhan. Sebab juri justru meneruskan laga.
Setelah dua jam bermusyawarah, diputuskan bahwa Galar berhak tanding ulang dengan Faisal. Karena kecewa, Riau lantas memboikot pertandingan. Jatim pun dinyatakan menang WO dan berhak melaju ke empat besar. Jatim dijadwalkan bertemu dengan DKI Jakarta. Sedangkan Kalimantan Timur sua Jawa Barat.
Sayang, Riau ternyata tak sekadar memboikot pertandingan, melainkan juga menyabotase sound system pertandingan. "Lha kalau tidak ada sound system, bagaimana penanda pertandingannya, Mas," lanjutnya. Hingga berita ini diturunkan, pertandingan empat besar belum digelar. Biasanya, untuk pertandingan panjat tebing, maksimal digelar pukul 20.00.
Sementara itu, Jatim berhasil menempatkan Nurmasyah di babak final Lead Perorangan Putra. Pada babak semifinal yang digelar, Kamis pagi, atlet Jatim, Nurmansyah menjadi yang terbaik mengungguli dua atlet asal Jabar, Amri dan Indra Yogaswara.
Selain ketiga atlet di atas, terdapat lima atlet lain yang memastikan tempat di final, mereka asalah Temi Teli Lasa (Jawa Tengah), Eka Bayu (Riau B), Bayu Pasarella (Kalimantan Timur), Joni Kasria (Nusa Tenggara Barat) dan Bayu (Yogyakarta).
Sayang di nomor Boulder Perorangan putri, Jatim gagal menembus babak final. Pasa babak semifinal, dua atlet andalan, Fitriani Hartani dan Anitama Purnawati hanya finish di urutan ketujuh dan delapan.
Di nomor ini, enam atlet yang berhasil menembus final adalah Nadra Putri Virgita (Bali), Syarifah (DKI Jakarta), Harini (Jawa Tengah), Murjayanti (Yogyakarta), Indahwati (Jawa Tengah) dan Vitrie Handayani (Bangka Belitung). Babak final lead perorangan putra dan Boulder perorangan putri digelar, Jumat (14/9/2012).[sya/kun]
Kejadian ini dipicu ketika tim Riau B sua tim kuat Jawa Timur (Jatim) di babak final. Pada pertandingan ini, dua dari tiga pemanjat Jatim gagal menyentuh top. Kedua pemanjat itu adalah Galar Pandu Asmoro dan Abudzar Yulianto. Satu-satunya atlet yang sukses hanya Rindi Sufriyanto. Namun setelah pertandingan, Jatim melakukan protes karena salah satu atlet Jatim, Galar mengaku tersangkut tali.
Protes itu diterima oleh juri. Galar diberikan kesempatan untuk bertanding ulang lawan atlet Riau B, Faisal Perwira. Namun reaksi penolakan ditunjukkan suporter Riau. Mereka berteriak agar atletnya agar tidak tanding ulang. "Jangan main. Jangan main. Jangan main," teriaknya. Mendapat sorakan dari pendukungnya membuat Riau enggan untuk meneruskan pertandingan.
Sempat terjadi perdebatan alot antara tim negoisator Riau dengan juri. Juri nampak keder dengan tekanan tuan rumah, sehingga nasib pertandingan ulangan kembali buram. Jatim sendiri memilih mengambil langkah tenang. "Dalam rekaman sudah jelas, dia jatuh bukan terpeleset, tapi tangan Galar masuk tali. Apalagi sebelum jatuh, Galar sebenarnya unggul jauh," ucap tim pelatih, Danu Iswara.
Terpisah, Galar mengaku, setelah tahu ada tali terselip, ia langsung berteriak dan mengutarakan hal itu ke juri. "Saya langsung utarakan hal itu ke juri," aku Galar. Namun juri tak mengambil keputusan. Juri lebih memilih untuk mengecek dari rekaman pertandingan.
Melalui pengeras suara, juri akhirnya mengumpulkan seluruh manajer. Pertemuan ini berlangsung alot dan berlangsung hingga kurang lebih dua jam. Danu yang menjadi wakil di pertemuan itu mengaku, sepanjang pertemuan Jatim ditawur oleh daerah lain, seperti Jawa Tengah, DKI Jakarta dan Riau. "Sebab mereka tahu ada Jatim, mereka mendapat lawan berat," kata Danu.
Meski diserang dari tujuh mata angin, namun Jatim tak gentar. Sebab mereka sangat yakin bahwa benar. "Ketika Galar terselip tali, dia sudah bilang ke juri. Harusnya juri langsung menghentikan pertandingan. Sebab ini nomor speed," jelas Danu. Dari sini lah sumber kericuhan. Sebab juri justru meneruskan laga.
Setelah dua jam bermusyawarah, diputuskan bahwa Galar berhak tanding ulang dengan Faisal. Karena kecewa, Riau lantas memboikot pertandingan. Jatim pun dinyatakan menang WO dan berhak melaju ke empat besar. Jatim dijadwalkan bertemu dengan DKI Jakarta. Sedangkan Kalimantan Timur sua Jawa Barat.
Sayang, Riau ternyata tak sekadar memboikot pertandingan, melainkan juga menyabotase sound system pertandingan. "Lha kalau tidak ada sound system, bagaimana penanda pertandingannya, Mas," lanjutnya. Hingga berita ini diturunkan, pertandingan empat besar belum digelar. Biasanya, untuk pertandingan panjat tebing, maksimal digelar pukul 20.00.
Sementara itu, Jatim berhasil menempatkan Nurmasyah di babak final Lead Perorangan Putra. Pada babak semifinal yang digelar, Kamis pagi, atlet Jatim, Nurmansyah menjadi yang terbaik mengungguli dua atlet asal Jabar, Amri dan Indra Yogaswara.
Selain ketiga atlet di atas, terdapat lima atlet lain yang memastikan tempat di final, mereka asalah Temi Teli Lasa (Jawa Tengah), Eka Bayu (Riau B), Bayu Pasarella (Kalimantan Timur), Joni Kasria (Nusa Tenggara Barat) dan Bayu (Yogyakarta).
Sayang di nomor Boulder Perorangan putri, Jatim gagal menembus babak final. Pasa babak semifinal, dua atlet andalan, Fitriani Hartani dan Anitama Purnawati hanya finish di urutan ketujuh dan delapan.
Di nomor ini, enam atlet yang berhasil menembus final adalah Nadra Putri Virgita (Bali), Syarifah (DKI Jakarta), Harini (Jawa Tengah), Murjayanti (Yogyakarta), Indahwati (Jawa Tengah) dan Vitrie Handayani (Bangka Belitung). Babak final lead perorangan putra dan Boulder perorangan putri digelar, Jumat (14/9/2012).[sya/kun]
sumber : http://www.beritajatim.com/detailnews.php/5/Olahraga/2012-09-13/146364/Tuan_Rumah_Boikot_dan_Sabotase_Cabor_Panjat_Tebing