Ronald Mamarimbing patut berbangga. Sebab, di antara banyak orang, dia menjadi orang Indonesia pertama yang mengikuti kursus pembuat jalur internasional atau international route setter course. Kursus yang berlangsung di Sydney Indoor Climbing Gym, Australia, 24-31 Agustus lalu itu membuka jalan peraih medali emas kategori boulder pria beregu pada PON XVII lalu itu sebagai pembuat jalur level dunia.
Di antara 13 peserta pelatihan itu, dia merupakan satu-satunya peserta dari Indonesia. Peserta lainnya berasal dari Australia (2 orang), Jepang (2 orang), Singapura (1), Hongkong (1), Korea Selatan (1), Republik Ceko (1), Turki (1), Prancis (1), Swedia (1), dan Brazil (1).
Ronald diberangkatkan oleh Pengprov FPTI (Federasi Panjat Tebing Indonesia) Jatim. Itu adalah kali pertama Indonesia mengirimkan peserta pada kursus berskala internasional tersebut.
Materi-materi yang diterima para peserta lainnya adalah pembuatan jalur, kesulitan jalur, dan kreativitas pembuatan jalur. Instrukturnya adalah Jacky Godoffe (Prancis) dan Kim Donghyun (Korsel). "Banyak hal baru yang diberikan dalam kursus itu. Contohnya, estimasi sesulit apa jalur yang telah dibuat. Karena itu, kemampuan memanjat juga diperlukan dalam pembuatan jalur," ujar Ronald.
Selama seminggu mengikuti kursus, waktu Ronald dan para peserta hampir seluruhnya dihabiskan di gym. Awalnya, Ronald berencana menginap di Konsulat Jenderal (Konjen) RI bersama tiga peserta kursus wasit asal Indonesia. Tapi, dia lalu memutuskan sekalian menginap di gym. "Karena pagi sudah mulai workshop dan baru selesai malam, ya sekalian saja saya tidur di gym," tuturnya.
Selain mendapatkan materi-materi kursus, para peserta kursus tersebut melakukan praktik. Selain itu, hasil kerja para peserta langsung diterapkan dalam kejuaraan dunia junior panjat tebing yang berlangsung bersamaan dengan kursus tersebut. Ronald menyatakan, setiap peserta dibagi dalam tim. Mereka diberi tugas untuk membuat jalur sesuai dengan kreasi kelompok masing-masing. Nah, jalur itulah yang dipakai pada kejuaraan dunia junior tersebut.
Ronald menerangkan, dirinya bersama Vincent (Prancis) dan Jan (Rep. Ceko) mendapatkan tugas membuat jalur yang akan digunakan pada semifinal pria kejuaraan dunia junior itu. Satu jalur lagi yang dibuat Ronald dan Vincent dipakai untuk semifinal kategori youth B. "Pembuatan jalur itu adalah tes kami. Dari situ, kami dinilai," ucapnya.
Di akhir kursus, ternyata hanya enam peserta yang dinyatakan lulus. Yakni, dua peserta dari Jepang dan masing-masing seorang peserta dari Turki, Rep. Ceko, dan Indonesia (Ronald). Setelah lulus dari kursus tersebut, Ronald menyandang predikat aspirant road setter. Ronald baru bisa menjadi road setter penuh jika magang dua kali dalam kejuaraan dunia atau Eropa dalam tempo dua tahun. "Sekarang saya masih mengumpulkan uang. Tahun depan, saya ingin magang di kejuaraan dunia," harapnya.
Dua tahun kemudian, dia bisa dipilih menjadi kepala road setter dalam kejuaraan dunia atau Eropa jika telah menjadi road setter penuh. Sambil menunggu berangkat magang, Ronald tak ingin ilmu yang didapatnya menguap begitu saja. Ronald akan menerapkannya pada kejurda junior dan kejurnas junior November mendatang. Salah satunya, tuntutan agar pembuat jalur benar-benar teliti dan terncana dalam bekerja. Wujudnya, empat hari sebelum even dihelat, pembuat jalur harus menyiapkan dan menguji coba jalur-jalur yang akan digunakan mulai babak penyisihan sampai final. (*)
Di copy dari :
http://jawapos.co.id