Sunday, December 30, 2007

SWING-N-SLIDE CLIMBING ROCKS WALL KIT


Product Features
  • ROCKS WALL KIT
  • 4 pack of colorful shaped
  • climbing holds are specially
  • designed for small hands
  • Includes all hardware

Product Description
"SWING-N-SLIDE" CLIMBING ROCKS WALL KIT 4 pack of colorful shaped climbing holds are specially designed for small hands Includes all hardware required and illustrated plans Promotes advanced athletic climbing skills in children 5 years of age and up Weight limit: 230 lbs. Boxed
BUY NOW

BLACK DIAMOND PRIMROSE HARNESS PKG - WOMENS


Product Description
The Black Diamond Primrose Package comes with a Primrose AL women's climbing harness, ATC belay device, BD locking carabiner, BD chalk bag and BD chalk. Return Policy: Climbing equipment sales are final. In order to guarantee the life saving integrity of the climbing gear we sell -- theadventuresource.com cannot accept returns on any life safety climbing or mountaineering equipment. black diamond harness package womens , black diamond harness package women's , black diamond ladies harness package , black diamond primrose harness package , black diamond harness package , black diamond climber kit , black diamond climber's kit , black diamond climbers kit , Black diamond primrose climbers package , black diamond primrose climber's package , Primrose harness package , Primrose harness kit , primrose climbing gear , primrose harness , primrose harnesses , women's primrose harness , women's primrose harnesses , womens primrose harness , womens primrose harnesses , harness package , harness kit , climbing harness , climbing gear , climbing kit , climbing accessories , rock climbing , mountain climbing , mountaineering. BUY NOW

Mammut - Psycho Climbing Slipper


Product Description
General purpose slipper for bouldering, sport and indoor climbing, friction, cracks and pockets.

Features
  • Mammut Pro Sole
  • Leather fabric
  • BUY NOW

Masters Of Stone 5 (DVD)


Product Description
26 year old Dean Potter is a human acetylene torch, burning down the walls of the "impossible". With his steel cable physique and the eyes of a hunting wolf, this barefoot mountain rescue specialist keeps his exploits in perspective with self-deprecating humor and a deep respect for the disabled. When he moves into action, Potter's raw power, emotional intensity and deadly commitment reveal a terrifying world at the outer edges of human ability. Steph Davis is beautiful, brilliant and insanely bold...free-soloing 5.12 and 5.11+ on red desert sandstone. Potter and Davis inspire each other to increasing heights of madness. While Dan Osman's fatal final adventure must be seen to be believed.Hanging by fingertips 3000 feet off the ground with no rope or safety gear, tip-toeing a one-inch strip of nylon across a 120 foot-wide chasm, leaping off cliffs with laughter and fury, Potter and his friends deliver a whole new level of climbing action, set to a high-quality, adrenaline-pounding sound. BUY NOW

Black Diamond Momentum AL Climbing Harness


Product Description
The Black Diamond Momentum AL harness has been updated for 2005. Black Diamond outfits the Momentum AL with their new bullhorn-shaped waistbelt, which distributes weight more evenly, making your climbing experience more comfortable. Adjustable leg loops offer more versatility for those who wish to climb in all four seasons. 7mm of closed-cell foam makes the Bullhorn waistbelt ultimately comfortable. The harness itself has lost weight due to streamlined gear loops and buckles. The interior surfaces of the waistbelt are lined with 3-D mesh lining to allow maximum breathability. Adjust the leg loops to fit over climbing shorts or insulated suits to use the Momentum AL as a year round harness.

Product Features
  • Material: 7-mm closed-cell foam and 3-D mesh
  • Adjustability: Leg loops, waist
  • Gear Loops: Yes
  • Recommended Use: Mountaineering, ice climbing, rock climbing
  • Padding: Closed-cell foam
  • Weight: 14.8oz, 420g
  • Warranty: 1 year
  • BUY NOW

Black Diamond Diva Harness - Women's


Product Description
Black Diamond reduced the Women's Diva Harness to the bare essentials in order to shave weight and allow completely uninhibited climbing on the hardest sport routes. A combination of ballistic nylon and closed-cell foam helps the Diva Harness reach a low weight of only 10.6 ounces while still providing enough padding that you won't be scared to fall. Black Diamond gave this ultralight harness four gear loops to hold enough draws for endurance onsight attempts.

Product Features
  • Material: Ballistic nylon, closed-cell foam
  • Adjustability: Waist-belt
  • Gear Loops: 4
  • Recommended Use: Sport climbing
  • Padding: Padded waist and legs
  • Weight: 10.6oz (300g)
  • Warranty: 1 Year
  • BUY NOW

Kartini Jungle Survival Basic Course 2008

Waktu Pelaksanaan:
17-21 April 2008

Praktek/Simulasi:
Taman Nasional Gn. Gede Pangrango
Hutan Wisata Mandalawangi - Gn. Geger Bentang (5 Hari)

Jumlah Peserta:
Dibatasi hanya 30 Orang

Pendaftaran:
Dari tanggal 21 Desember 2007 s/d 31 Maret 2008

Daftar Ulang:
1 s/d 17 April 2008

Tempat Pendaftaran:
CAMPING HOUSE OF ADVENTURER
Jln. Raya Pondok Gede No.18 (Kramik, Univ. Thamrin)
HP: Erwin 08121908924

Informasi:
Office:
Jln. Metro Duta III No.2 Pondok Duta II Depok, 16418
telp/Fax: (021) 8714041

Base Camp:
Yayasan Survival Indonesia
Kampung Wisata Cibodas Los A, No. 34,35,36
Telp: (0263) 519285
Taman Nasional Gn. Gede-Pangrango Cibodas, Jawa Barat.

Materi:
Survival Individu dan Survival Kelompok
Survival Kit
Tempat berlindung
Air, Api dan Memasak
Membuat jerat dan Membaca Jejak Binatang
Flora fauna bermanfaat dan berbahaya
Penyebrangan

Persyaratan peserta:
1. Sukarela.
2. Tidak terpaksa dan atau dipaksa.
3. Mengambil dan mengisi formulir yang telah disediakan.
4. Mengembalikan formulir yang telah di isi dengan melampirkan :
a. Pas photo ukuran 2x3 (2 Lembar)
b. 1 Buah map plastic bening ukuran folio (1 Lembar)
5. Membawa Surat Tugas bagi yang berasal dari Organisasi atau nstansi.
6. Membayar biaya pelatihan Rp. 350.000,- (Tiga Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah) selama 5 Hari untuk:
a. Makan peserta selama 5 hari
5 x 3 x Rp. 15.000,- Rp. 225.000,-
b. Akomodasi
1 x Rp. 25.000,- Rp. 25.000,-
c. T. Shirt 1 buah setiap orang
1 x Rp. 30.000,- Rp. 30.000,-
d. Sertifikat + ID + Badge Rp. 30.000,-
h. Fasilitas latihan + Izin Rp. 40.000,-
Jumlah Rp. 350.000,-
7. Biaya pelatihan dapat disetor ke Bank BCA KCP Cimanggis dengan
No. Rek. 0051302591 a.n. Herry Heryanto, bukti setoran di faks ke 021-8714041 atau dibawa pada saat daftar ulang.
8. Memiliki perlengkapan pribadi antara lain:
a. Ransel 70 lt
b. Matras
c. Ponco atau flysheet
d. Rain coat
e. Sleeping bag
f. Jaket atau sweater
g. Celana lapangan hitam (jika ada)
h. Pakaian ganti
i. Sepatu Lapangan atau jungle boot
j. Kaos kaki + cadangan
k. Peralatan masak (nesting, kompor parafin + parafin)
l. Peralatan makan(piring, cangkir, sendok)
m. Peralatan mandi
n. Bat-obatan pribadi
o. Webing, Carrabiner, Figur of eight
p. Sarung tangan kulit
q. Golok tebas, pisau lipat
r. Senter, batu batrai, lampu cadangan
s. Lilin dan korek api
t. Peluit (whistle)
u. Handy Tranceiver (HT) jika ada
v. Buku catatan dan alat tulis
w. Trash bag besar
9. Mengikuti seluruh materi latihan dari awal hingga akhir
10. Mentaati praturan dan tata tertib pelatihan

Contact:
Herry Heryanto Hp. 081385601951

Office:
Jln. Metro Duta III No.2
Pondok Duta II Depok, 16418
telp: (021) 8714041

Base Camp:
Yayasan Survival Indonesia
Kampung Wisata Cibodas Los A, No. 34,35,36
Taman Nasional Gn. Gede-Pangrango Cibodas, Jawa Barat.
Telp: (0263) 519285
Sumber : nature_trekker@yahoogroups.com

Saturday, December 29, 2007

Sirkuit Panjat Tebing Se Kabupaten Sleman di Akhir Januari 2008

Sore kemaren ada sms masuk, menanyakan perihal sirkuit panjat tebing se kabupaten Sleman tahun 2008 apakah jadi atau tidak. Langsung kujawab klo tidak ada aral melintang sirkuit yang pertama akan dilaksanakan akhir januari 2008 di Mapala UPN Veteran Yogyakarta. Dan sampai sekarang persiapan terus dilakukan demi terlaksananya program ini.

Untuk itu bagi para pemanjat yang ingin mengikuti even ini dipersilahkan untuk berlatih karena even ini cukup menarik untuk di ikuti. Tujuan akhir dari penyelenggaraan sirkuit ini adalah untuk memilih atlet-atlet di even PORDA DIY 2009, dan tidak menutup kemungkinan even lain yang di ikuti oleh fpti cabang Sleman, misalnya kejurda. Menariknya lagi bahwa TIM pelatih yang nanti akan menangani dalam pelatcab panjat tebing Kabupaten Sleman mendukung ajang ini sebagai seleksi pemanjat/atlet. Artinya akan mengurangi semaksimal mungkin akan adanya wild card.

Namun untuk menghilangkan sama sekali juga tidak mungkin, dikarenakan dalam pagelaran sirkuit ini hanya mempertandingankan nomor lead atau rintisan, padahal dalam multi event Porda mempertandingkan lead, speed, dan boulder dimana dalam Porda 2007 Lalu mempertandingkan 15 kelas memperebutkan 15 emas, 15 perak dan 15 perunggu. Artinya bila dipandang perlu memang akan dilakukan pemanggilan atlet berprestasi di nomor yang tidak dipertandingkan dalam sirkuit ini.

Pertanyaannya adalah, kenapa tidak mempertandingkan semua kelas? Jawabanya juga mudah, pengennya pengurus juga begitu, namun masih banyak keterbatasan baik dari sisi dana, alat dan fasilitas lainnya yang belum memungkinkan terselenggaranya sirkuit yang mempertandingkan setidaknya 3 nomor yaitu lead, speed, dan boulder.

Sukseskan dulu langkah pertama, maka langkah yang lain akan terasa lebih ringan, bukan begitu? sekian dulu dan sumonggo bagi atlet yang akan ikut dipersilahkan berlatih keras agar dapat mengumpulkan poin semaksimal mungkin dalam 3 even sirkuit yang akan dilaksanakan selama tahun 2008.

Wednesday, December 26, 2007

PETUALANGAN ALA KAFE PANJAT TEBING


Metrotvnews.com, Purwokerto: Panjat tebing identik dengan olahraga keras yang menuntut ketahanan fisik yang prima. Di Purwokerto, Jawa Tengah, berdiri kafe panjat tebing. Lokasinya di kompleks Pemusatan Latihan Atlet Panjat Dinding Purwokerto. Kafe ini sangat meramaikan suasana latihan.

Kompleks ini merupakan taman kota dan merupakan daerah hijau. Makanya, dalam membuat kafe tidak ada satu pun pohon yang ditebang. Didesain dengan tenda-tenda seperti layaknya orang yang sedang berkemah, kafe ini menjadi tempat istirahat para atlet Purwokerto setelah melakukan latihan. Atap atau ruang makan yang digunakannya juga didesain agar bisa menikmati angin segar dan alam bebas.

Kafe ini berdiri atas kerja keras dari para atlet yang mengumpulkan uang. Uang ini mereka dapatkan dari hasil kerja keras mereka setiap memenangkan kejuaraan. Menurut pengelola kafe Timbul Andi, pertama-tama mereka mencari dana untuk sekretariat. Saat itu ternyata juga butuh disediakan makanan untuk para atlet. Maka diputuskan untuk mendirikan kafe ini.

Macam-macam makanan disajikan di sini. Semuanya unik dan menyehatkan serta penuh dengan nuansa petualangan. Di antaranya bakmi Gunung Bromo dan ikan gurame bakar Gunung Rinjani. Cara memasaknyapun berbeda dengan masakan lain. Untuk bakmi Gunung Bromo diperlukan bumbu khusus dan menggorengnya dengan tungku. Penggunaan tungku agar bumbu semakin meresap dan gurih. Bumbumnya dipilih yang masih segar dan langsung dibeli dari pasar tradisional.

Sebelum dicampurkan dengan bakmi yang telah diberikan bumbu, sayuran seperti kol, daun bawang dan wortel dimasak setengah matang. Ini dimaksudkan agar kandungan vitamin yang ada di dalamnya tidak banyak yang terbuang. Yang jelas, cita rasa petualangannya tetap melekat.

Menu lain seperti gurami bakar Gunung Rinjani sering dibawa oleh para pendaki untuk naik gunung. Karena menu ini dianggap sangat praktis untuk dibawa. "Ini menunya enak. Rasanya juga enak banget. Saya sering ke sini sambil liat pemandangan. Rasanya enak," kata Novia Rusanti, ppengunjung.

Dengan adanya kafe ini para atlet dan calon atlet ini tetap bersemangat untuk berlatih sekaligus berbisnis. Uang yang mereka hasilkan juga untuk membiayai latihan dan membeli alat-alat latihan.(DOR)
Sumber : http://www.metrotvnews.com

Teknik Cepat Membaca Jalur Kompetisi

“Bacalah jalur seakan kita akan menemuinya selama pemanjatan : dengan satu gerakan pasti di setiap waktu yang berjalan selama pemanjatan”. Begitu nasehat Toni Yaniro, seorang pembuat jalur Kompetisi Profesional.
Setting terjadi pada waktu pengamatan jalur (orientasi jalur) dalam suatu kompetisi, yang tentunya sangat singkat (hanya 6 menit) untuk mengamati jalur yang mengintimidasi kita.
Ketika kita mendekati dinding, cobalah untuk rileks dan jangan membuat diri kita terengah-engah karena terprovokasi oleh jalur. Lebih baik melakukan pemanjatan sekali secara efektif daripada dua kali setiap point untuk menambah ketinggian, hal tersebut tidaklah efektif. Dengarkan semua kata-kata yang disampaikan oleh panitia kompetisi tentang aturan pemanjatan, kemudian resapi ke dalam diri sendiri. Sambil positif thinking “Bagus, ini akan sangat menyenangkan. Apa yang akan kita dapat hari ini” dan bukan pikiran macam. “Aduh, jalur ini akan sangat mengerikan”. Ingat : jalur yang telah dibuat pasti dapat dipanjat setidaknya mendekati top/puncak. Berikutnya jangan biarkan diri kita menjadi sombong, dengan meremehkan suatu jalur. Selengkapnya dapat anda baca di blognya pengda fpti Jateng atau klik disini

TECHNICAL HANDBOOK PANJAT TEBING PON XVII 2008 KALIMANTAN TIMUR

1. TANGGAL DAN TEMPAT
Kompetisi Panjat Tebing akan dilakukan di Samarinda, Kaltim. Kompetisi akan dilakukan pada tanggal 7-16 Juli 2008 dengan jadwal lengkap pada poin 16, jadwal tersebut dapat berubah sesuai perkembangan.

2. VENUES
a. Venues kompetisi
Kaltim Climbing Centre, Kompleks GOR Palaran,Samarinda
Fasilitas kompetisi terdiri dari :
Tribun penonton : capasitas 1.000 tempat duduk
Dinding kompetisi : kecepatan-480 m2, rintisan-570 m2, dan
jalur-pendek-384 m2
b. Venues latihan
Fasilitas latihan disediakan di venues kompetisi.

3. DETIL KOMPETISI
a. Medali diperebutkan
21 emas, 21 perak, 21 perunggu
b. Kategori dan nomor kompetisi
3 kategori dan 21 nomor kompetisi

Kategori Nomor
Kecepatan
1 Perorangan Putra
2 Perorangan Putri
3 Beregu Putra
4 Beregu Putri
5 Beregu Campuran
6 Estafet 4 orang Putra
7 Estafet 4 orang Putri
8 Estafet 4 orang Campuran
Kesulitan
9 Perorangan Putra
10 Perorangan Putri
11 Beregu Putra
12 Beregu Putri
13 Beregu Campuran
14 Berantai Putra
15 Berantai Putri
16 Berantai Campuran
Jalur-pendek
17 Perorangan Putra
18 Perorangan Putri
19 Beregu Putra
20 Beregu Putri
21 Beregu Campuran
Selengkapnya silahkan di download disini

Thursday, December 20, 2007

Kewajiban dan Hak Anggota FPTI

Menurut Anggaran Dasar FPTI, maka hak dan kewajiban anggota fpti sebagai berikut :

Pasal 11

Kewajiban dan Hak Anggota


11.1 Kewajiban Anggota :

11.1.1 Melaksanakan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan mentaati ketentuan - ketentuan yang berlaku dilingkungan FPTI.

11.1.2 Membayar iuran anggota FPTI.

11.1.3 Melakukan registrasi ulang setiap tahun.


11.2 Hak Anggota :

11.2.1 Mendapatkan Surat Keputusan keanggotaan

11.2.2 Mengenakan atribut FPTI.

11.2.3 Mengikuti dan membantu seluruh kegiatan yang diselenggarakan FPTI sesuai dengan peraturan dan peruntukannya.

11.2.4 Berhak mengajukan dan memilih calon pengurus FPTI.


Pasal 12

Kehilangan Status Keanggotaan

Setiap anggota dapat kehilangan status anggota karena :
12.1. Mengundurkan diri.
12.2. Diberhentikan
12.3. Organisasi yang menjadi anggota tersebut oleh suatu sebab dibubarkan atau
membubarkan diri.

Tata Cara Menjadi Anggota Biasa FPTI

Menurut Anggaran Rumah Tangga Federasi Panjat Tebing Indonesia, maka untuk menjadi anggota biasa diperlukan hal-hal sebagai berikut :
Pasal 7 Anggota Biasa FPTI

7.1 Anggota Biasa adalah klub, perhimpunan, atau asosiasi kegiatan panjat tebing yang dengan sukarela mendaftar menjadi Anggota dan dikukuhkan oleh Pengurus Cabang.

7.2 Syarat kelengkapan suatu klub, perhimpunan, atau asosiasi kegiatan panjat tebing diterima menjadi anggota :

a. Mempunyai minimal 3 (tiga) orang anggota.

b. Mempunyai Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga

c. Memiliki kepengurusan

d. Memiliki alamat sekretariat yang jelas.

e. Bersedia mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan aturan lain yang diberlakukan oleh FPTI

7.3 Proses menjadi Anggota adalah sebagai berikut :

a. Mengajukan surat permohonan keanggotaan kepada Pengurus Cabang di wilayahnya.

b. Mengisi dan menyerahkan formulir permohonan keanggotaan kepada Pengurus Cabang.

c. Klub, perhimpunan atau asosiasi kegiatan panjat tebing sah menjadi anggota melalui Rapat Pengurus yang harus dilaksanakan paling lambat 30 (tigapuluh) hari setelah permohonan diterima.

d. Sebagai bukti keanggotaan Pengurus Cabang akan menerbitkan sertifikat keanggotaan.


Wednesday, December 19, 2007

Sosialisasi Sirkuit Panjat Dinding se Kabupaten Sleman 2007/2008


Senin 17 Desember 2007, Federasi Panjat Tebing Indonesia Cabang Sleman mengundang Klub-Klub Panjat Tebing se Kabupaten Sleman untuk mensosialisasikan salah satu program kerja FPTI Sleman 2007/2008 yaitu menyelenggarakan Sirkuit Panjat Tebing se Kabupaten Sleman. Dalam acara tersebut dihadiri oleh sekitar 12 OPA dari sekitar 40an OPA yang di undang. Lumayan sebagai langkah awal sosialisasi.
Tak ketinggalan Ketua Harian dan Sekum Pengda FPTI DIY turut menjadi pembicara dalam acara ini. Pihak Pengda lebih menitik beratkan tentang keanggotaan klub mengacu pada AD/ART FPTI, UU tentang Sistem Olahraga Nasional dan PP 16,17 dan 18 yang merupakan penjabaran yang lebih rinci dari UU No 3 tahun 2005. Pada sesi ini peserta kebanyakan bertanya tentang hak dan keuntungan klub bila bergabung dalam FPTI, yang tanggapi secara panjang lebar oleh Sekum Pengda Bapak Robert Antonius.
Sesi berikutnya menampilkan Mas Awan Setiawan yang merupakan Ketua Bidang Kompetisi FPTI Sleman yang menjelaskan tentang rencana Sirkuit Panjat Dinding se Kabupaten Sleman. Dalam sesi ini dijelaskan bahwa sirkuit direncanakan 3 kali yaitu sekitar bulan Januari, April/Mei dan September/Oktober 2008. Setelah dijelaskan secara panjang lebar tentang tujuan diselenggarakan sirkuit, aturan teknis dan non teknis kompetisi, dan dana stimulan dari fpti sleman yang akan diberikan kepada tuan rumah, dilanjutkan lelang klub yang menginginkan menjadi tuan rumah untuk seri 1,2 dan 3. Dalam pelelangan tersebut Mapala UPN dan Mahabiru mengajukan diri mengajukan sebagai tuan rumah untuk seri 1. Selanjutnya Mahabiru mengundurkan diri, sehingga untuk seri 1 otomatis Mapala UPN akan bertindak sebagai tuan rumah dalam " Sirkuit Panjat Tebing se Kabupaten Sleman Mapala UPN Yogyakarta."
Untuk tuan rumah seri 2 dan 3 masih ditunggu bagi klub yang akan mengajukan diri, dipersilahkan menghubungi FPTI Sleman melalui pon, email maupun datang langsung ke sekretariat atau tempat nongkrong yang sudah dijelaskan di posting sebelumnya. Yuk sapa Mau jadu Tuan Rumah? Yang kemaren belum bisa datang juga bisa lo mengajukan diri menjadi tuan rumah, asalkan berkedudukan di kabupaten Sleman.
Untuk yang terakhir kita semua sepakat bahwa pretasi yang baik hanya akan didapat dari penyelenggaraan kompetisi yang terarah, baik, dan rutin. Semoga ada manfaatnya.

Monday, December 17, 2007

Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, AD/ART dan PDK Yang Menjadi Landasan FPTI

1.Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional
Silahkan di download disini
2.Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Keolahragaan
Silahkan di download disini
3.Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pekan dan Kejuaraan Olahraga
Silahkan di download disini
4.Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2007 tentang Pendanaan Keolahragaan
Silahkan di download disini
5.Anggaran Dasar Federasi Panjat Tebing Indonesia
Silahkan di download disini
6.Anggaran Rumah Tangga Federasi Panjat Tebing Indonesia
Silahkan di download disini
7.Pedoman Kompetisi Panjat Tebing Indonesia
Silahkan di download disini
8.SK Penyempurnaan Pedoman Kompetisi Panjat Tebing Indonesia
Silahkan di download disini

Keterangan : Mohon maaf untuk Item 5 sd 8 hanya dapat diakses oleh anggota milis fpti sleman, apabila anda belum menjadi anggota silahkan daftar disini. Atau bila anda ingin mendapatkan via email silahkan mengirimkan email permintaan ke email fpti_sleman(at)yahoo.com.

Sunday, December 16, 2007

Undangan Untuk Klub Panjat Tebing se Kabupaten Sleman

Menindaklanjuti rencana penyelengaraan sirkuit panjat tebing cabang Sleman maka FPTI Sleman mengundang seluruh klub panjat tebing (mapala dan sispala yang ada divisi panjat tebing termasuk diakui sebagai klub panjat tebing) di kabupaten Sleman pada:
Hari : Senin
Tgl : 17 Desember 2007
Waktu : Pukul 14.00 WIB
Tempat : Sekretariat FPTI Sleman ( STP AMPTA Yogyakarta)
Keperluan : Koordinasi penyelenggaraan Sirkuit Panjat Tebing Tingkat Kabupaten Sleman.
Demikian undangan yang kami sampaikan, atas perhatian dan kehadirannya kami ucapkan terima kasih.

TTD

Pengurus FPTI Sleman

Merawat Sepatu Panjat Tebing


JAKARTA – Olahraga panjat tebing adalah olahraga yang berisiko tinggi, tidak sembarangan orang bisa melakukannya. Di samping membutuhkan latihan yang cukup, diperlukan juga peralatan yang mendukung pemanjatan.
Berbicara tentang peralatan panjat tebing, sepatu merupakan salah satu pendukung yang harus dimiliki bagi pemanjat pemula maupun profesional. Di samping memaksimalkan pemanjatan, jenis sepatu ber-sol karet ini juga melindungi kaki dari gesekan yang mengakibatkan luka. Melihat interaksi sepatu terhadap batu atau dinding yang begitu intens, sepatu menjadi barang yang rentan terhadap kerusakan. Tak jarang kita temui pemanjat pemula yang sepatunya cepat rusak.
Kalau mau ditilik lagi, hal ini bisa jadi disebabkan karena mereka – para pemanjat pemula tersebut— kurang mengetahui bagaimana cara merawat sepatu. Padahal masalah merawat sepatu jenis ini tidak sesulit seperti yang kita kira.
Memang ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam masalah ini. Pertama, biasakan menyikat sepatu setelah dipakai. Proses penyikatan sebaiknya dimulai pada bagian atas dahulu baru kemudian ke bawah. Kenapa hal ini dilakukan, alasan yang paling masuk akal adalah karena setiap saat selesai latihan, kulit sepatu panjat biasanya cenderung kotor dan berdebu. Bila kotoran tersebut dibiarkan, maka kotoran tersebut akan mengendap pada kulit hingga mempercepat proses kerusakan dan lapisan sepatu menjadi mudah sobek.
Acara sikat-menyikat sepatu ini kemudian bisa diteruskan menyentuh bagian bawah sepatu, mulai dari rend hingga bagian sol. Hal ini dilakukan agar debu dan kotorannya berkurang. Bisa juga diteteskan air sedikit demi sedikit ke bagian sol-nya, agar permukaan sol bisa lebih terlihat bersih. Kemudian sikat sepatu secara perlahan hingga bersih. Usahakan jangan sampai kena bagian kulit dari sepatu panjat, karena hal tersebut akan mengurangi daya tahan bagian kulit sepatu.
Selanjutnya setelah disikat, usaplah sol sepatu panjat dengan kain yang kering. Usahakan jangan menjemur sepatu langsung terkena sinar matahari, karena akan merusak bahan sepatu. Mengeringkan sepatu yang baik, cukup diangin-anginkan saja sejenak hingga kering.
Kemudian bila sepatu dirasa sudah kering taruhlah sillica gel agar lembab sepatu berkurang. Bila tak ada sillica gel, masukan lembaran koran ke dalam sepatu sebagai penggantinya. Usahakan bila kita telah mencapai tempat tinggal kita, keluarkan sepatu dan biarkan tergantung terkena angin. Hal ini membuat sepatu bisa tetap dalam kondisi kering dan enak dipakai kembali nantinya.
Merawat sepatu panjat adalah salah satu perhatian kita terhadap keselamatan kita juga. Betapapun sederhana dan mudahnya, namun bila kita tidak mengindahkannya, percuma juga hasilnya. Mungkin cara yang paling tepat agar kita tak malas merawat sepatu adalah anggaplah merawat sepatu seperti kita merawat diri kita sendiri. (agam)

Memilih Sepatu Panjat Tebing


Untuk memilih sepatu idaman ada banyak pertimbangan yang harus dilihat dan yang paling utama, seperti udah disinggung diatas, yaitu masalah dana. Kalo keuangan sangat terbatas cari sepatu bekas yang masih dalam kondisi baik untuk digunakan, dan kalo duit enggak menjadi masalah baru kita bisa bicara masalah teknis dibawah ini:

Tingkat kemahiran kamu memanjat
Kalo kamu baru memulai memanjat jangan menghabiskan uang untuk membeli La Sportiva Testarossa atau Five Ten Anasazi. Karena teknik kaki yang belum mahir para pemanjat pemula atau amatir lebih cepat menghabiskan bagian karet sol sepatu. Makanya cari yang murah-meriah aja biasa tipe ini disebut all-purpose atau untuk berbagai tipe pemanjatan karena tipe ini biasanya sangat nyaman dan tahan lama. Untuk yang udah pro biasanya mereka memiliki lebih dari satu pasang high-performance sepatu panjat dan benar-benar memakai sepatu yang dikhususkan untuk jenis pemanjatan.

Kalo kamu udah terbiasa pake sepatu kelas menegah dan mahir saya ingatkan jangan kembali membeli sepatu murahan yang dipasarkan untuk pemula karena enggak ada untungnya. Dari pengalaman pribadi penulis yang udah pake sepatu La Sportiva Miura cukup lama dan saking cintanya enggak ingin Miura-nya cepet jebol dan berkeputusan untuk membeli sepatu ekstra yang lebih murah untuk training didinding panjat. Setelah membeli sepatu La Sportiva Mamba yang dikhususkan untuk para pemua barulah datang seribu penyesalan…sepatu Mamba-nya enggak pernah dipake karena emang susah banget dipake majat-memanjat dengan alasan sepatunya keras, enggak sensitif, sol muka depan terlalu lebar jadi enggak bisa dipake untuk pocket, susah untuk dipasang-lepas meskipun dia jenis slipper dan seratus satu alasan lain yang membuat saya mengutuk sepatu model Mamba tsb.
Selengkapnya silahkan dibuka www.tebingcadas.com

Tips Panjat Tebing

I. PENDAHULUAN

Mendengar kata Rock Climbing (panjat tebing), kita seperti dikenalkan pada suatu jenis olahraga baru. Benarkah kita belum mengenalnya? Barangkali kita masih ingat masa kecil dulu, alangkah gembiranya kita bermain, memanjat tembok, pohon-pohon, atau batu-batu besar, di mana kita tidak memikirkan resiko jatuh dan terluka, yang ada adalah rasa gembira. Sebenarnya kegiatan Rock Climbing tidak jauh dari itu, cuma kali ini kita sudah memilih medan tertentu dengan memikirkan resikonya.

Pada dasarnya Rock Climbing adalah bagian dari Mountaineering (kegiatan mendaki gunung, suatu perjalanan petualangan ke tempat-tempat yang tinggi), hanya di sini kita menghadapi medan yang khusus. Dengan membedakan daerah atau medan yang dilalui, Mountaineering dapat dibagi menjadi : Hill Walking, Rock Climbing dan Ice/Snow Climbing. Hill Walking merupakan perjalanan biasa melewati serangkaian hutan dan perbukitan dengan berbekal pengetahuan peta/kompas dan survival. Kekuatan kaki menjadi faktor utama suksesnya suatu perjalanan. Untuk Rock Climbing, medan yang dihadapi berupa perbukitan atau tebing di mana sudah diperlukan bantuan tangan untuk menjaga keseimbangan tubuh atau untuk menambah ketinggian. Ice/Snow Climbing hampir sama seperti halnya dengan Rock Climbing, namun medan yang dihadapi adalah perbukitan atau tebing es/salju .

Kadang-kadang akan timbul pertanyaan pada kita, seperti ini : Kenapa sih naik gunung? George L. Mallory (pendaki Inggris) menjawab pertanyaan ini dengan mengatakan, Because it’s there.. Lalu pertanyaan lain, Apa yang kau dapatkan di sana ? Seorang pendaki akbar, Reinhold Messner berkata : The mountains tell you, quite ruthlessly, who you are, and what you are. Mountaineering is a game where you can’t cheat ..., more than that, what’s important is your determination cool nerves, and knowing how to make the right choice.

Olahraga seperti ini adalah nikmat, dan barangkali sedikit egois. Segala kenikmatan pada saat kita menyelesaikan sebuah medan sulit adalah milik kita sendiri, tidak ada sorak sorai, apalagi kalungan medali. Sebaliknya, adanya kecelakaan dalam suatu pendakian adalah karena kelalaian kita sendiri, kurang hati-hati dan kurang memperhitungkan kemampuan diri. Banyak pendaki yang melakukan turun tebing (rappeling / abseiling) dengan melompat dan sangat cepat, ini sangat berbahaya. Untuk kita, sebaiknya menganggap kegiatan panjat tebing sebagai hobi, seperti hobi-hobi lainnya. Sebagai gambaran bisa kita simak perkataan Walter Bonatti, seorang pendaki kawakan dari Italia, saat melakukakn pendakian solo pada dinding yang mengerikan di Swiss. Ketika ia sedang menghadapi kesulitan melewati overhang (dinding menggantung dengan kemiringan > 90 derajat), sebuah pesawat mengitarinya yang rupanya mencarinya. Kehadiran pesawat menekan kesendiriannya : “ Siapa yang mengatakan bahwa mereka melihatku ?, aku berfikir dan merasa bahwa pesawat tersebut adalah bagian dariku, yang kini meninggalkan dan merobek hatiku. Aku mulai sadar bahwa aku lebih suka jika terdapat kesunyian yang mutlak. Semua yang terjadi dalam waktu singkat tadi seakan-akan merupakan usaha akhir untuk menghubungkan diriku dengan kehidupan yang tidak mempunyai arti lagi bagiku. Pesawat itu berputar-putar kemudian meninggalkan diriku seperti mati.”

Akhirnya, marilah kita mencoba lebih mengenal panjat tebing yang nikmat itu. Pada tulisan ini, pembicaraan hanya terbatas pada pembahasan panjat tebing, dengan tidak mengecilkan yang lain, Hill Walking dan Ice/Snow Climbing.

Selengkapnya baca di RIMBA KALIMANTAN

Sekilas Panjat Dinding di Indonesia

JAKARTA – Kemunculan olahraga panjat dinding tak bisa dilepaskan dari perkembangan panjat tebing di alam terbuka. Kegiatan ini merupakan salah satu cabang mendaki gunung. Di Indonesia, perkembangan panjat tebing mulai disebarluaskan dari Gladian Pecinta Alam pada 1975 di Gunung Citatah, Padalarang, Jawa Barat. Pada salah satu mata acara pertemuan, para pecinta alam ini mengajarkan teknik panjat dan turun tebing.
Tahun 1976, Harry Suliztiarto mahasiswa Seni Rupa ITB, tak sanggup lagi menahan obsesinya. Dengan tali nilon dia mulai latihan panjat-memanjat di Citatah, dan di-belay oleh pembantu rumahnya. Tahun berikutnya, bersama Agus Resmonohadi, Heri Hermanu dan Deddy Hikmat, rekan-rekan mahasiswa ITB, Harry mendirikan Skygers Amateur Rock Climbing Group di Bandung
Pada dekade 80-an, Skygers membuka kursus panjat tebing (yang dijuluki padepokan), yang menyedot banyak murid berasal dari berbagai provinsi dan berhasil menyebarluaskan olahraga panjat tebing di Indonesia.
Dunia petualangan Indonesia makin marak ketika empat atlet panjat tebing papan atas dari Prancis datang ke Jakarta. Atas undangan Kantor Menpora dan Kedutaan Besar Prancis untuk Indonesia, mereka menularkan ilmu pemanjatan pada dinding buatan kepada para pemanjat lokal pada 1988. Di waktu yang sama, lahir Federasi Panjat Gunung dan Tebing Indonesia. Ketuanya, Harry Suliztiarto – pemanjat legendaris yang sempat merayapi atap Planetarium Taman Ismail Marzuki, Jakarta.
Sejak persentuhan itu panjat dinding terus berkembang. Tiap tahun popularitasnya menunjukkan grafik yang menaik. Dari Pulau Jawa, kegiatan ini menyebar ke luar. Pada 1991, digelar kejuaraan nasional panjat dinding yang pertama di Padang, Sumatera Barat. Sebelumnya ada kejuaraan dan diikuti pemanjat se-Indonesia, namun julukannya belum lagi kejuaraan nasional, dan diselenggarakan di Jawa dan Bali saja.
Dibanding panjat tebing alam, memanjati dinding buatan menawarkan beberapa kemudahan. Satu contoh dari segi pencapaian lokasi, dinding panjat buatan jauh lebih gampang. Dinding panjat dibangun pada wilayah keramaian, seperti kampus, mal atau pusat olahraga.
Kondisi ini sangat berbeda dengan pemanjatan di tebing alam. Seorang pemanjat harus berlelah-lelah mencapai kaki tebing sebelum melakukan pemanjatan. Tak jarang, kemah induk pemanjatan harus dicapai setelah melakukan perjalanan selama beberapa hari.
Ini sebabnya dinding panjat buatan sekarang tumbuh subur di berbagai kampus dan sekolah menengah di kota-kota besar. Seakan suatu fasilitas pendidikan tidak lengkap jika tanpa dinding panjat. Di Jakarta hampir semua kampus besar seperti Universitas Borobudur, Universitas Tarumanegara, Universitas Mercu Buana, dan sebagainya memiliki dinding panjat. Sekolah menengah pun demikian.
Walau lebih mudah dicapai, bukan berarti panjat dinding tak butuh kesiapan mental dan fisik si pelakunya. Tanpa mental yang baik, seseorang takkan sanggup menikmati tarian ketinggian yang antigravitasi ini. Jangan harap bisa berlenggang-lenggok di papan panjat.
Fisik yang amburadul sudah pasti akan menghambat proses pemanjatan. Itu sebabnya, disarankan untuk tetap giat berlatih agar stamina bisa tetap terjaga. Persiapan fisik yang terbaik adalah melakukan angkat badan. Namun sebelum ini, jika mengikuti petunjuk kesehatan olahraga, tentunya harus ada persiapan fisik seperti lari ringan dan senam untuk memperkuat jantung dan paru. Melatih otot jari dan lengan berarti sebelumnya mengembangkan otot pundak dan pangkal lengan. Kunci kesuksesan pemanjat dalam menyelesaikan jalur tanpa jatuh adalah kekuatan jari mencengkeram pegangan.
Dalam kegiatan panjat tebing hobi yang utama adalah berhasil mencapai puncak jalur tanpa terjatuh. Tali pengaman memang mengamankan tubuh agar tidak terempas kalau pegangan terlepas. Namun ’’seni” panjat tebing adalah menyelesaikan masalah di mana kita menempatkan tubuh dan mencengkeram pegangan serta memijakkan kaki agar tidak terjatuh. Jika aliran gerak tubuh ini meliuk lancar maka mereka yang di bawah akan melihatnya sebagai suatu tarian vertikal yang seakan menentang gaya tarik bumi.
Kalau mau mencoba panjat dinding, ada beberapa alat wajib yang harus dipakai, yaitu figure of 8 (descender), harness, Gri-gri, carabiner screw gate, carabiner gate, carabiner bent gate, runner (dua carabiner gate dan bent gate yang disatukan dengan memakai quickdraw sling), sepatu panjat, helm, chalk bag dan magnesium karbonat – berfungsi untuk menjaga tangan terhindar dari serangan keringat. Semua ini, bahkan sepatu panjat pun disediakan di arena dinding panjat PI Mall.
Bila melakukan pemanjatan di Pondok Indah Mall, semua alat itu sudah tersedia. Cukup bayar sewa sebesar Rp 30.000, kita bisa langsung mencoba jalur pemanjatan. Pada hari biasa, harga itu untuk dua jam, sedang weekend menjadi satu jam saja.
(SH/bayu dwi mardana)
Sumber : www.sinarharapan.co.id

Panjat Tebing : Hobi Unik Berusia Ribuan Tahun

Dalam sejarah, manusia selalu berusaha mengalahkan alam untuk survive. Begitu juga dengan panjat tebing, yang lahir dari usaha manusia untuk bertahan hidup di alam bebas.

Mungkin kita sudah biasa atau justru ikut melakukan hobi wall climbing yang sekarang populer. Baik dalam bentuk lomba maupun sekadar mengisi waktu kosong, hobi ini memang cukup mengasyikkan. Apalagi kalau di sekolah kita disediakan papan panjat. Tidak heran kalau dari hobi ini sudah banyak teman-teman kita yang menjalani wall climbing bukan lagi sekadar hobi, tetapi sudah dalam tingkat yang lebih lanjut. Apalagi kalau bukan ikut dalam sebuah kejuaraan, malah menjuarainya.

Wall climbing tersebut (mungkin sudah banyak yang tahu ya) merupakan modifikasi dari hobi panjat tebing. Dari namanya sudah ketahuan kalau dua hal ini dibedakan dari medianya; yang satu berdasarkan papan buatan, sedangkan yang lain beneran tebing dari sebuah gunung atau bukit.

Nah, panjat tebing tersebut merupakan subbagian dari mountaineering (pendakian gunung), yaitu climbing yang dapat diartikan sebagai pendakian pada tebing-tebing batu atau dinding karang yang membutuhkan peralatan, teknik, dan metode-metode tertentu. Sebagai bagian dari mountaineering atau mendaki gunung, panjat tebing tidak dapat dipisahkan sejarahnya dari perjalanan panjat dan mendaki gunung.

Ribuan tahun

Kegiatan mendaki gunung ini mulai dilakukan manusia sejak berabad-abad yang lalu. Dimulai sejak manusia harus melintasi bukit-bukit atau pegunungan baik untuk melakukan peperangan atau pun ketika melakukan tuntutan hidupnya. Sejarah yang dapat diketahui dari hal ini adalah perjalanan Panglima Kerajaan Carthage, Hanibal, yang dilakukan di pegunungan Alpen di tahun 500 SM. Juga petualangan yang dilakukan Jenghis Khan yang melintasi pegunungan Karakoran dan Kaukasus untuk menaklukan Asia Tengah. Atau pendakian Mount Argulle oleh para tentara Perancis pada tahun 1442.

Dalam sejarah yang lebih maju, pendakian yang gemilang pertama kalinya dilakukan pada tahun 1786, ketika Dr Paccard berhasil mencapai puncak Mount Blanc (4087 m). Saat itu pendakian dan panjat tebing sudah menjadi hobi atau olahraga.

Dalam babak selanjutnya, puncak-puncak Alpen mulai dijajaki para penggemar olahraga alam bebas ini. Dan, memang puncak-puncak pegunungan Alpen hanya bisa dipuncaki dengan mempergunakan teknik-teknik memanjat tebing. Semakin populer ketika Sir Alfred Willis pada tahun 1854 berhasil mencapai puncak Watterhorn (di Swiss, 3708 m). Pendakian ini menjadi batu loncatan terbentuknya perkumpulan pendaki gunung tertua di dunia, British Alpine Club pada tahun 1857.

Sejak babak baru itu para pendaki semakin sering melakukan pendakian menuju puncak-puncak gunung yang lebih tinggi dan mempunyai tingkat tantangan yang lebih tinggi pula. Keberuntungan dan anugerah akhirnya datang pada Edmunt Hillary dan Tenzing Norgay dalam suatu ekspedisi. Ekspedisi yang dipimpin oleh John Hunt pada tahun 1953 tersebut berhasil memuncaki Everest, sebuah puncak yang menjadi impian para pendaki di dunia. Rangkaian-rangkaian ini merupakan titik temu bahwa panjat tebing merupakan bagian dari kegiatan mendaki gunung. Karena kegiatan memanjat tebing merupakan penunjang kegiatan mendaki gunung.

Olahraga berprestasi

Panjat tebing masuk ke Indonesia seiring dengan berkembangnya teknik mendaki. Harry Suliztiarto, seorang mahasiswa Seni Rupa ITB, memperkenalkan panjat tebing pada tahun 1976. Tepatnya ketika memanjat tebing-tebing alam Citatah. Peristiwa ini kemudian menjadi tonggak sejarah berdirinya organisasi kegiatan alam bebas yang mengkhususkan pada kegiatan memanjat, dengan nama Skygers Amateur Rock Climbing Group.

Pada tahun 1980 kegiatan panjat tebing mulai memasuki babak baru, di mana kegiatan ini bukan lagi bersifat petualangan tetapi telah menjadi olahraga prestasi. Perkembangan ini dimulai ketika diadakannya lomba panjat tebing alam di tebing pantai Jimbaran Bali pada tahun 1987.

Nah, di tahun 1988 diperkenalkan deh dinding panjat tebing buatan (wall climbing) yang langsung diperkenalkan oleh empat pemanjat dari Perancis. Sekaligus membentuk wadah sebagai tempat menyalurkan aspirasi dan hobi serta memanajemen kegiatan panjat tebing agar berjalan dengan baik dengan nama Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI). Pada tahun 1990, untuk pertama kalinya diadakan lomba panjat dinding buatan dengan tinggi papan lima belas meter yang menjadi awal sejarah dimulainya lomba panjat tebing buatan di Indonesia sampai saat ini.

Dasar-dasar panjat tebing

Namanya juga hobi panjat tebing, tentu saja tebing merupakan prasarana dalam kegiatan panjat tebing. Pengetahuan dasar tentang tebing yang harus diketahui antara lain: Bentuk tebing, bagian tebing yang dilihat secara keseluruhan mulai dasar sampai puncak. Bagian-bagiannya antara lain blank (bentuk tebing yang mempunyai sudut 90 derajat atau biasa disebut vertikal), overhang (bentuk tebing yang mempunyai sudut kemiringan antara 10-80 derajat), roof (bentuk tebing yang mempunyai sudut 0 atau 180 derajat, terletak menggantung), teras (bentuk tebing yang mempunyai sudut 0 atau 180 derajat, terletak menjorok ke dalam tebing), dan top (bagian tebing paling atas yang merupakan tujuan akhir suatu pemanjatan).

Lalu ada soal permukaan tebing yang merupakan bagian dari tebing yang nantinya akan digunakan untuk berpegang dan berpijak dalam suatu pemanjatan. Bagian ini di kategorikan menjadi tiga bagian: face (permukaan tebing yang mempunyai tonjolan), slap/friction (permukaan tebing yang tidak mempunyai tonjolan atau celah, rata, dan mulus tidak ada cacat batuan), dan fissure (permukaan tebing yang tidak mempunyai celah/crack).

Dengan mengenali pengenalan dasar atas medan yang hendak ditempuh, para pemanjat akan langsung bisa mempersiapkan teknik penaklukannya dan mengurangi tingkat kesulitannya.

Untuk memudahkan estimasi tingkat kesulitan tersebut, biasanya digunakan sistem desimal yang dimulai dari angka lima (mengacu pada standar tingkat kesulitan yang dibuat oleh Amerika).

Tingkat kesulitan 5,7-5,8 adalah tingkat kesulitan pemanjatan yang amat mudah. Lintasan pemanjatan untuk pegangan dan pijakan sangat banyak, besar, dan mudah didapat. Sudut kemiringan tebing belum mencapai 90 derajat.

Tingkat kesulitan 5,9. Tingkat kesulitan pemanjatan yang mulai agak sulit karena jarak antara pegangan dan pijakan mulai berjauhan tetapi masih banyak dan besar.

Tingkat kesulitan 5,10. Pada tingkat ini pemanjatan mulai sulit karena komposisi pegangan dan pijakan sudah bervariasi besar dan kecil. Jarak antar celah dan tonjolan mulai berjauhan. Terdapat dua tumpuan tangan dan satu tumpuan kaki, faktor keseimbangan mulai dibutuhkan.

Tingkat kesulitan 5,11. Tingkat kesulitan ini lebih sulit lagi karena letak antara pegangan yang satu dengan pegangan yang lainnya berjauhan dan kecil-kecil yang hanya bisa dipegang oleh beberapa jari saja, kedua tungkai melakukan gerakan melebar agar kaki dapat bertumpu pada tumpuan berikutnya. Keseimbangan tubuh sangat berpengaruh, bentuk tebing yang dilalui pada lintasan ini terdapat variasi antara tebing gantung dan atap.

Tingkat kesulitan 5,13-5,14. Jalur lintasan ini bervariasi antara tebing gantung dan atap dengan satu tumpuan kaki dan satu tumpuan tangan. Pemanjat mulai melakukan gerakan gesek (friction) dan bertumpu pada ujung jari (edginh) bahkan harus mengaitkan tumit pada pijakan (hooking).

Selain kriteria kesulitan ini, Negara lain juga membuat tingkat kesulitan sesuai dengan penilaian masing-masing, antara lain Jerman, Perancis, UIAA (Union Internationale des Association Alpines).

Etika panjat tebing

Seperti hobi atau olahraga lain, panjat tebing juga mempunyai etika atau aturan yang disepakati oleh para pelaku hobi ini. Ruang lingkup etika dalam panjat tebing terdiri dari empat hal.

Pertama, masalah teknik pembuatan jalur. Secara umum terdapat dua cara dalam pembuatan jalur, yaitu aliran tradisional dan aliran modern. Pembuatan jalur secara tradisional prinsipnya adalah membuat jalur sambil memanjat. Teknik ini cenderung bernilai petualangan karena lintasan yang dilewati sama sekali baru, tanpa pengalaman, tanpa dicoba terlebih dahulu. Sementara itu, pembuatan jalur secara modern terdiri dari dua cara. Pertama dengan menggunakan teknik tali tetap (fix rope technique). Pada teknik ini, pembuatan jalur dapat dilakukan dengan cara rappeling bolting atau ascending bolting. Terlebih dahulu pada fix rope yang telah terpasang, sedangkan cara kedua mirip dengan cara pertama, tetapi tidak dengan tali tetapi melainkan dengan menggunakan top rope.

Lalu ada tentang masalah penanaman jalur. Siapa yang berhak memberi nama pada suatu jalur tidak ada kesepakatan jelas yang mengaturnya. Di Indonesia nama jalur merupakan suatu kesepakatan dari seorang atau sekelompok pembuat jalur.

Masalah keaslian jalur juga masuk dalam poin etika panjat tebing. Masalah keaslian jalur ini biasanya dikaitkan dengan banyaknya jumlah pengaman tetap yang ada pada jalur tersebut. Misalkan satu jalur setinggi lima belas meter dapat dipanjat hanya dengan menggunakan tiga pengaman tetap, maka selanjutnya pemanjat yang kemudian memanjat harus tetap menggunakan tiga pengaman yang pertama, tanpa ditambah atau pun dikurangi, siapapun dia, karena ini secara harfiah telah menjadi jalur resmi dan menjadi paten untuk jalur tersebut.

Dan, yang terakhir soal pengubahan bentuk permukaan tebing. Untuk masalah yang satu ini, hampir semua pemanjat sepakat bahwa hal ini haram hukumnya untuk dilakukan meski untuk menambah kesulitan atau membuat jalur tersebut menjadi mudah. Tetapi, sebagian kecil kawasan pemanjatan menerima perubahan ini, namun hanya pada permukaan tebing yang tanpa cacat sama sekali agar kesinambungan jalur sebelumnya dan sesudah tetap terjaga.

Dengan mengetahui segi-segi dasar (baik soal teknik atau peraturan/etika), diharapkan seseorang mulai bisa mengenali hobi yang sekarang juga jadi cabang olahraga ini. Tentu saja juga diharapkan bisa menjadi salah satu aktivitas populer di kalangan anak muda.

KHUMAIDI TOHAR Keluarga Mahasiswa Pencinta Alam Eka Citra Universitas Negeri Jakarta
Sumber : www.kompas.com

Rock Climbing, Panduan Praktis Panjat Tebing


Dadang Sukandar adalah seorang peneliti yang berkantor di Lembaga Kajian Hukum dan Teknologi, Fakultas Hukum Universitas Indonesia dan salah satu hobinya adalah panjat tebing. Karena kecintaannya pada dunia panjat memanjat, Dadang menuangkan pengalamannya dalam buku ini. Buku ini akan memberikan pengetahuan dasar yang berhubungan dengan panjat tebing. Selain mengulas sekilas sejarah panjat tebing, buku ini membahas pula dua teknik memanjat sebagai dasar-dasar panjat tebing umumnya yaitu artificial climbing dan free climbing. Kemudian, buku ini menguraikan pula batas-batas kemampuan seorang pemanjat, cara menyimpul tali, hingga peralatan panjat tebing.
Sumber : www.bukukita.com

Wednesday, December 12, 2007

FPTI Sleman Siap Menggelar Sirkuit Panjat Tebing Kabupaten Sleman

Pengurus Federasi Panjat Tebing Indonesia cabang Sleman berencana menggelar kompetisi rutin per 4 bulan untuk menentukan peringkat atlet panjat tebing Kabupaten Sleman. Ke depan Diharapkan atlet-atlet hasil kompetisi ini akan dijadikan jago-jago panjat kabupaten Sleman dalam even resmi seperti PORDA ataupun Kejurda dll.
Namun pelaksanaan memang tidak semudah rencana diatas kertas, setelah beberapa kali menggelar rapat, hari ini kamis 13 Desember 2007 baru akan digelar rapat terakhir menjelang di sosialisasikannya program kompetisi ini. Tentu saja format kompetisi dan aturan mainnya menjadi pembahasan utama, selain juga sisi pendanaan.
Setidaknya kita bisa menyambut positif tekad dan semangat para pengurus yang ngotot untuk menggelar kompetisi tingkat cabang ini demi meningkakan pretasi cabang panjat tebing. Mereka berprinsip, pretasi yang baik hanya akan didapat dengan penyelenggaraan kompetisi yang baik dan teratur. Semoga tekad dan semangat para pengurus fpti sleman dapat terwujud.

Sunday, December 9, 2007

Peringkat Nasional Atlet Panjat Tebing Kategori Boulder Putri

FPTI National Current Ranking - 2007
The last competition counted is: 29-Nov-2007
Category:Bouldering Class:Open Sex:Women

Rank Athlete's Name
Province Points
1 Emi Zainah
DKI Jakarta 500
2 Hj. Wilda Baco Achmad
Jawa Timur 400
3 Murjayanti
DI Yogyakarta 325
4 Ni Nyoman Budi Arsini
Bali 275
5 Sholikhah
Jawa Tengah 255
6 Agung Etti Hendrawati
DI Yogyakarta 235
7 Anitama Purnawati
Jawa Timur 215
8 Fauziah Payak
Kalimantan Timur 200
9 Uji Ayu Sukmandiri
Jawa Barat 185
10 Seniwati
Sulawesi Selatan 170
11 Yuli Erwanda
Kalimantan Timur 155
12 Vera Natalia
Bali 140
13 Indriastaty D
Sulawesi Selatan 130
14 Vitrie Handayani
Bangka Belitung 120
15 Ander Maria Sandra
Banten 100
15 Yuli Verni H
Jawa Barat 100
17 Siti Cholifah
Banten 80
17 Setia Prihatinda
Nanggroe Aceh Darussalam 80
17 Masitoh
Bangka Belitung 80
20 Balkis Sahara
Lampung 50
21 Ades Mulyari
Lampung 45
Sumber : http://www.fpti-climbing.org

Peringkat Nasional Atlet Panjat Tebing Kategori Boulder Putra

FPTI National Current Ranking - 2007
The last competition counted is: 29-Nov-2007
Category:Bouldering Class:Open Sex:Men

Rank Athlete's Name
Province Points
1 Ponti Hardiyanto
Bali 725
2 Eka Bayu Prabowo
Kalimantan Timur 500
3 Nurmansyah Putra Kahir
Jawa Timur 400
4 Abu Dzar Yulianto
Jawa Timur 320
5 Rachmad Afni Topa
Kalimantan Timur 275
6 Munandar
Sulawesi Selatan 260
7 Anang Sulistya
DI Yogyakarta 255
8 Munidar
Sulawesi Selatan 235
9 Ronald N Mamarimbing
Jawa Timur 220
10 Choirul Toyifan
Jawa Barat 215
11 M. Rochman
Jawa Timur 204
12 Riki Kiswani
DKI Jakarta 200
13 Bondan Kartiko
Bali 188
14 Suko Budianto
Banten 185
15 Toni Mamiri
Jawa Tengah 170
16 Aan Aviansyah
Jawa Timur 155
17 Yusak Yulius
Jawa Tengah 140
18 Nizar Simuhardy
Bali 130
19 M.Harfin N
Jawa Barat 120
20 Mohamad Djunaid Sutanto
Sulawesi Tengah 110

Sumber : http://www.fpti-climbing.org

Peringkat Nasional Atlet Panjat Tebing Kategori Speed Putri

FPTI National Current Ranking - 2007
The last competition counted is: 29-Nov-2007
Category:Speed Class:Open Sex:Women

Rank Athlete's Name
Province Points
1 Yuyun Yuniar
Jawa Barat 765
2 Agung Etti Hendrawati
DI Yogyakarta 555
3 Isoh Fauziah
DKI Jakarta 529
4 Evi Neliwati
Jawa Timur 500
5 Tri Adianti
Sulawesi Selatan 490
6 Deni Setyaningsih
Jawa Tengah 326
7 Erni Erawati
Jawa Barat 319
8 Maria P. Nasution
Kalimantan Timur 311
9 Nani Sugiarti
Jawa Timur 275
10 Hasminindar Galib
Sulawesi Selatan 260
10 Tri Suryani
DI Yogyakarta 260
12 Bastiah
Kalimantan Timur 240
13 Seniwati
Sulawesi Selatan 220
14 Hj. Wilda Baco Achmad
Jawa Timur 195
15 Dwi Handayani
Jawa Tengah 194
16 Fauziah Payak
Kalimantan Timur 185
17 Irvana Relahati
Banten 179
18 Anitama Purnawati
Jawa Timur 165
19 Harini
Jawa Tengah 153
20 Ratu Hamimah
Banten 141
Sumber : http://www.fpti-climbing.org

Peringkat Nasional Atlet Panjat Tebing Kategori Speed Putra

FPTI National Current Ranking - 2007
The last competition counted is: 29-Nov-2007
Category:Speed Class:Open Sex:Men

Rank Athlete's Name
Province Points
1 Erianto Rozak
Jawa Barat 625
2 Abu Dzar Yulianto
Jawa Timur 595
3 Galar Pandu Asmoro
Jawa Timur 500
4 Rachmad Susada
Kalimantan Timur 475
5 Muhammad Furqon
Jawa Timur 461
6 Bambang Siswanto
DKI Jakarta 420
7 Sultoni Sulaeman
DI Yogyakarta 400
8 Tajudin Yusuf
Jawa Barat 278
9 Hendra Nugroho
Kalimantan Timur 275
10 Munandar
Sulawesi Selatan 249
11 Dharma Wahyu .W
Jawa Tengah 242
12 Toni Mamiri
Jawa Tengah 240
13 Nurmansyah Putra Kahir
Jawa Timur 235
14 Toni Firmansyah
Banten 185
15 Hendra Basir
DKI Jakarta 170
16 Hasbi Asshidiq
Kalimantan Timur 153
17 Sangaji Abid Darma
DI Yogyakarta 130
18 Berdi Dei Heki
Jawa Barat 129
19 Hairullah
Kalimantan Selatan 120
20 M Azizil
DKI Jakarta 111
Sumber : http://www.fpti-climbing.org

Peringkat Nasional Atlet Panjat Tebing Kategori Lead Putri

FPTI National Current Ranking - 2007
The last competition counted is: 29-Nov-2007
Category:Lead Class:Open Sex:Women

Rank

Athlete's Name


Province

Points

1

Hj. Wilda Baco Achmad


Jawa Timur

800

2

Yuyun Yuniar


Jawa Barat

678

3

Emi Zainah


DKI Jakarta

565

4

Harini


Jawa Tengah

440

5

Seniwati


Sulawesi Selatan

430

6

Murjayanti


DI Yogyakarta

428

7

Ilmawati Labanu


Jawa Timur

400

8

Agung Etti Hendrawati


DI Yogyakarta

335

9

Merry Y Pessiwarisa


Sulawesi Utara

290

10

Tri Adianti


Sulawesi Selatan

260

11

Indah Yuliastanti


Kalimantan Timur

235

12

Siti Robiah A


Jawa Barat

227

13

Yustina Tri Astuti


Kalimantan Timur

224

14

Hasminindar Galib


Sulawesi Selatan

204

15

Uji Ayu Sukmandiri


Jawa Barat

195

16

Sholikhah


Jawa Tengah

170

17

Erna Cahyati


Jawa Tengah

141

18

Vera Natalia


Bali

140

19

Ni Nyoman Budi Arsini


Bali

130

20

Anitama Purnawati


Jawa Timur

129


Sumber : http://www.fpti-climbing.org

Peringkat Nasional Atlet Panjat Tebing Kategori Lead Putra

FPTI National Current Ranking - 2007
The last competition counted is: 29-Nov-2007
Category:Lead Class:Open Sex:Men

Rank

Athlete's Name


Province

Points

1

Ronald N Mamarimbing


Jawa Timur

750

2

Andriko


DKI Jakarta

625

3

Nurmansyah Putra Kahir


Jawa Timur

500

4

Yusuf Zulkarnaen


Jawa Barat

495

5

Ponti Hardiyanto


Bali

460

6

Amri


Jawa Barat

400

6

Sugeng Pamungkas


Jawa Tengah

400

8

M. Rochman


Jawa Timur

322

9

Ardian Ashar


Sulawesi Selatan

318

10

Bondan Kartiko


Bali

295

11

Hasrul


Sulawesi Selatan

284

11

Bayu Paracella


Kalimantan Timur

284

13

Suko Budianto


Banten

275

14

Yusak Yulius


Jawa Tengah

263

15

Riki Kiswani


DKI Jakarta

257

16

Eka Bayu Prabowo


Kalimantan Timur

215

17

Anang Sulistya


DI Yogyakarta

211

18

Irfandy Wijaya


Sulawesi Selatan

204

19

Octries Johannes Katameri


Sulawesi Utara

181

20

Abu Dzar Yulianto


Jawa Timur

172

Sumber : http://www.fpti-climbing.org


Kontak FPTI Sleman

Bagi temen-temen panjat sleman, komunitas panjat sleman dan yang berkepentingan dengan fpti sleman dapat menghubungi kami di :
Sekretariat : Kampus STP AMPTA Tempel, Catur Tunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta
Phone : (0274) 565115, 08122953808
Fax. : (0274) 583514
Email : fpti_sleman(at)yahoo.com
Milis : fpti_sleman@yahoogroups.com
Website : http://fpti-sleman.co.nr
Untuk surat menyurat dipersilahkan dikirimkan ke sekretariat, namun untuk yang perlu segera ditindaklanjuti dipersilahkan hubungi via pon a.n hari rahmadi di
08122953808, atau karis di 08562932003. Untuk tempat kumpul, rapat ataupun sekedar nongkrong alternatif temen-temen pengurus dan atlet di Cavalera HP and Pulsa di Jalan Wakhid Hasyim dekat ringroad utara, atau di Rumah Makan Adem Ayem di Jalan Jendral Sudirman dekat TB Gramedia.
Demikian info dari kami, semoga ada manfaatnya.

Saturday, December 8, 2007

Titik Berat Program Kerja 2007/2008

Pembinaan dan pengembangan olahraga prestasi dilaksanakan dan diarahkan untuk mencapai prestasi olahraga pada tingkat daerah, nasional, dan internasional. Pembinaan dan pengembangan olahraga prestasi dilaksanakan dengan memberdayakan perkumpulan olahraga, menumbuhkembangkan sentra pembinaan olahraga yang bersifat nasional dan daerah, dan menyelenggarakan kompetisi secara berjenjang dan berkelanjutan.

Federasi Panjat Tebing Indonesia Cabang Sleman selanjutnya disingkat FPTI Sleman sebagai induk cabang olahraga Panjat Tebing di Kabupaten Sleman wajib melakukan pembinaan dan pengembangan olahraga Panjat Tebing di wilayah Kabupaten Sleman agar dapat mencapai prestasi baik di tingkat daerah, nasional maupun internasional. Untuk kepentingan tersebut diperlukan panduan yaitu berupa program kerja.

Pada periode pertama ini, Pengurus FPTI Sleman telah menyusun program kerja selama 1 tahun yang di titik beratkan pada program pembangunan citra diri (image building) mengingat organisasi ini baru berdiri dan belum banyak dikenal publik olahraga di kabupaten Sleman, sehingga promosi dan sosialisasi olahraga panjat tebing menjadi pilihan utama.

LAPORAN PELAKSANAAN PELATCAB DAN PENGIRIMAN KONTINGEN PANJAT TEBING SLEMAN DALAM PORDA DIY 2007 DI KULONPROGO

Dalam rangka keikutsertaan Panjat Tebing Sleman untuk pertama kalinya dalam PORDA DIY Tahun 2007 maka dilaksanakan hal-hal sebagai berikut :

Pelaksanaan Seleksi Cabang pada tanggal 24 sd 25 Maret 2007 di Papan Wall UPN yang dikuti 53 Atlet putra-putra Di Wilayah Kabupaten Sleman. Yang berhasil menjaring 8 atlet putra dan 8 atlet putri.

Pelaksanaan Pelatcab selama 3 bulan yaitu bulan april sd juni 2007 dikuti oleh 16 atlet terpilih dalam selekcab, dan asuh 2 orang pelatih dan dipimpin 1 orang manajer. Dalam perkembangannya 2 atlet putri di coret karena tidak disiplin dalam latihan. Dalam pelaksanaan pelatcab ini dilakukan rata-rata 4 kali latihan dalam seminggu yang dipusatkan di UPN yogyakarta dan 2 kali melakukan try out yaitu ke LPDN Malimpa UMS solo dan Ke Tebing Alam Siung Gunung Kidul.

Pembekalan dan pengukuhan dan pelepasan Kontingen Panjat Sleman oleh Ketua Harian di Sekretariat FPTI Sleman kampus Ampta Yogyakarta pada tanggal 23 Juni 2007 dikuti seluruh Anggota Kontingen yaitu 8 Atlet Putra, 6 atlet putri,1 manajer merangkap pelatih, 1 pelatih, 2 Ofisial dan 1 orang delegasi Juri.

Pengiriman Kontingen dalam Porda DIY 2007 pada tanggal 25 sd 29 Juni 2007 diikuti seluruh anggota Kontingen mengikuti 15 nomor pertandingan dengan hasil 2 emas, 6 perak, 6 perunggu dan berada di peringkat ke dua dibawah kontingen Kota Yogya. Bila dibandingkan denga target dari Koni sleman yaitu 3 emas, 4 perak dan 4 perunggu, maka kontingen dapat dikatakan gagal memenuhi target emas, namun bila dilihat dari jumlah perolehan nilai total justru melebihi target.

Dana Total yang digunakan dalam pelaksanaan ini adalah kurang lebih Rp 27.500.000 diperoleh dari KONI Sleman, Pemkab Sleman dan Sponsor.

Demikian laporan kami, selanjutnya kami mohon Bapak Ketua Umum FPTI Sleman untuk menyematkan medali sebagai tanda selesainya pelatcab fpti sleman dan dibubarkannya kontingen panjat tebing sleman dalam porda 2007 ini.

Sleman 29 Juli 2007

Ketua Harian FPTI Sleman

Visit Yogyakarta / Jogja