Thursday, April 24, 2008

Membeli Atlet Atau Membina Atlet

Judul diatas sangat menggelitik untuk dicermati. Kenapa judulnya membeli atau membina Atlet? Hal ini berkait dengan strategi pemenangan sebuah pertandingan multi even dar sekelas porkab, porda, pon, sea games, asian games, dan olimpiade. Banyak daerah, bahkan negara tertentu yang mengimpor atlet dari daerah/negara lain untuk memperkuat daerah/negaranya. Fenomena ini sudah berlangsung turun temurun. Lalu Bagaimana kita harus menyikapi?
Bagi penulis keduanya bisa dipandang dari sisi positifnya. Terkadang kita lupa, membina atlet perlu waktu, tenaga, biaya dan juga kerja keras. Bila suatu daerah/negara itu tertinggal jauh dari daerah/negara lain dalam prestasi, sarana dan prasarana, bahkan anggaran untuk olahraga tertentu, bisa jadi membeli/mengimpor atlet adalah solusi. Namun ada syaratnya, yaitu bahwa pembelian atlet tersebut bukan semata-mata untuk kepentingan jangka pendek. 1 atau 2 bulan menjelang pertandingan digelar membeli altet untuk memperkuat daerahnya. Yang ini penulis tidak setuju.
Lalu bagaimana yang baik menurut penulis? yaitu bahwa pembelian itu bertujuan untuk pembinaan. Dikarenakan tertinggal jauh, maka perlu atlet senior untuk memotivasi atlet lokal agar berprestasi dan tidak rendah diri. Sehingga pembelian bertujuan jangka panjang untuk pembinaan atlet-atletnya. Anggaplah minimal 2 atau 3 tahun sebelum kejuaraan berlangsung membeli atlet berpengalaman, kemudian atlet lokal yang ada masuk dalam pemusatan latihan bersama atlet senior yang dibeli tadi. Nah... ini mungkin baru oke menurut penulis.
Demikian sekedar gagasan penulis semoga ada manfaatnya. Tulisan ini merupakan sikap pribadi bukan merupakan sikap federasi panjat tebing sleman.

Visit Yogyakarta / Jogja