Saturday, January 16, 2010

Belajar Fisik Ala Rudi Hartono

Memulihkan Kondisi Rudy
Bert sumser, pelatih atletik dr jerbar menaruh simpati pada rudy hartono. ia membantu rudy hartono dalam latihan kondisi, ong mengubah sistem latihan & kebiasaan yang ditempuh pembina pbsi. (or)
AGAKNYA Rudy Hartono sedang berbintang terang. Ketekunannya berlatih fisik sendirian di pagi hari memukau perhatian Bert Sumser, pelatih atletik ulung dari Jerman Barat. "Siapa itu anak muda yang begitu rajin berlari berputar-putar lapangan?" tanya Sumser yang dicarter Suworo, Kepala Proyek Peningkatan Prestasi, untuk membagi ilmunya kepada para pembina olahraga atletik di Indonesia. Mendapat jawaban bahwa pemuda itu tidak lain dari Juara All England 7 kali yang pada tahun lalu dipecundangi Svend Pri, Sumser menank napas panjang seraya menyatakan penghargaannya. "Kalau begitu dia sedang mempersiapkan diri", kata Sumser menarik kesimpulan. "Saya menaruh simpati besar pada usahanya. Saya ingin membantunya".

Nyut-Nyutan

Perkenalan kedua tokoh olahraga itu di Senayan dilanjutkan di Hotel ASRI, tempat Sumser menginap pada pertengahan Nopember yang lalu "Saya sendiri tak pernah main bulutangkis, apalagi melatih bulutangkis", Sumser membuka acara. "Soal teknis permainan bukan urusan saya. Tapi dalam latihan kondisi saya kira saya dapat membantu anda". Sumser langsung pada jantung persoalan. "Apa sebenarnya yang anda kejar dalam latihan kondisi itu?" Rudy yang sedang mempersiapkan diri untuk All England tahun depan menjawab dengan rendah hati: "Saya rasa latihan bulutangkis saja tidak cukup. Saya ingin memulihkan kondisi fisik saya, terutama kecepatan saya".

Bak seorang dokter dan ahli jiwa sekaligus, Sumser memberndong Rudy dengan berbagai pertanyaan. Soal kesehatan tubuh, soal pekerjaan, soal sekolah, soal makanan sampai pada tetek bengek yang menyangkut kehidupan rutin, tak kecuali soal pacar dan masa depan. Soal fisik Rudy mengaku tak pernah mengalami kelainan. Ini dapat diperkuat oleh pemeriksaan dokter secara rutin. Tapi terhadap telapak kaki kiri Rudy yang suka teasa nyut-nyutan sehabis latihan bulutangkis, Sumser pun cuma memberi petuah kuno. Yang baru agaknya perumpamaan yang ia berikan: "Ibarat ban mobil, makin lama dipakai makin panas, sehingga pada akhirnya kita harus menggantinya dengan yang baru. Mirip dengan kedua kaki kiri yang selalu menanggung beban, kita tidak boleh lupa 'memperbarui' nya". Nasehatnya: jangan malas memijit dan mengurut bagian kaki, terutama pada bagian tumit yang paling tersiksa dalam pembebanan sehari-hari.

Ajaklah Pacar

Kadang-kadang Rudy sulit tidur, terutama pada malam menjelang pertandingan besar. "Jadi anda menegangkan syaraf anda padahal ia dibutuhkan untuk konsentrasi dalam pertandingan", Sumser mendahului membaca masalah yang ingin dikemukakan Rudy. "Anda harus bisa tidur 7-8 jam. Bukan tidur tanggung-tanggung, tapi dalam arti syaraf anda ikut tidur juga. Ingat, setiap pertandingan membutuhkan konsentrasi tenaga yang sangat bergantung pada sistim syaraf dan otot". Sumser tidak memberi resep minum tonikum yang konon dapat menghapus rasa "kurang yakin pada hari esok". Ia cuma menganjurkan Rudy untuk membina diri dari dalam: atogenous training "Kita biasanya bisa membuat otot kita rileks, tapi tidak tahu bagaimana mengendorkan sistim syaraf. Cobalah latihan ini: menjelang tidur anda melonjorkan tubuh sesantai-santainya, lalu kosongkan pikiran anda dari segala kesibukan yang telah anda alami sebelumnya, sampai anda merasa plong dan hanya rasa kosong yang tersisa dalam pikiran anda". Latihan itu, menurut Sumser tidak mudah. Tapi jika diusahakan dengan penuh keuletan setiap malam selama seminggu, ia yakin akan berhasil. Dan pada akhirnya memulihkan kepercayaandiri. "Makin dekat turnamen, makin sering latihan itu harus dilakukan".

Pulihnya kepercayaan-diri, Sumser tidak menganggap persoalan hidup yang rutin bisa mengganggu mental seorang atlit kaliber dunia. "Pekerjaan seharihari 3--4 jam malah sangat baik untuk melunturkan kebosanan dari latihan". Bahkan Sumser memberi nasehat kepada Rudy untuk memikirkan masa depan. "Ini penting", katanya, "masa depan anda di tangan anda sendiri". Seperti layaknya juarajuara dunia, sekali ia mengundurkan diri, habislah riwayatnya dan mereka pun dilupakan". Soal pacaran? "Jangan ragu-ragu, setelah anda latihan pagi, bekerja dan latihan di sore hari, jangan lupa ajaklah pacar anda nonton bioskop, ke restoran dan apa saja yang menyenangkan anda berdua. Cintailah hidup ini!"

Dalam soal makanan, Sumser menilai orang Indonesia masih kekurangan protein. "Padahal protein", katanya "merupakan sumber tenaga". Kepada Rudy ia anjurkan supaya makan ikan banyak-banyak, minum susu. Lebih-lebih sari kacang kedele. "Di Eropa orang mulai menggantikan susu sapi dengan sari dele. Kacang kedele ini sekarang boleh dikatakan tidak kalah dari sumber protein lainnya". Buat Sumser nilai gizi yang masuk ke badan Rudy, 68 kg, dengan tinggi 1,79 m, cukup ideal. Tapi perlu dijaga jangan sampai latihan keras mengakibatkan turun berat badan. "Kalau selisih di antara 2 kg bolehlah".

Meningkat kepada program latihan, Sumser sekali lagi mengingatkan Rudy untuk tidak menanyakan soal-soal teknik. "Saya tidak akan menjawab", katanya. Dalam bulutangkis memang terdapat banyak gaya: ofensif, defensif, misalnya. "Lima tahun yang lalu saya suka main of onsif, menyerang, tapi rasanya belakangan ini tidak sebaik dulu" ucap Rudy. Sumser diberitahu, bahwa Rudy Hartono adalah pemain yang pada pemunculan pertama menggemparkan dunia dengan gaya dan pola permainan cepat. Itu pada tahun-tahun setelah 1967--1970. Tapi lambat-laun Rudy makin terbiasa dengan rally. "Berapa game anda harus lakukan dalam satu turnamen sampai final? Dan latihan tisik apa saja yang anda lakukan?" tanya Sumser. "Biasanya 12 game", jawab Rudy yang kemudian menjelaskan bahwa latihan fisik yang ia lakukan terdiri dari 12 menit berlari pada tempo lambat ditambah 6 kali 400 meter dengan tempo ditingkatkan. Kemudian senam, push-up, sit-up dan latihan gerak-bulutangkis seperlunya. "Bagus", kata Sumser singkat. Ia tidak mengeritik sistim latihan itu, tapi ia memberi alternatif berikut:

Awali dengan jogging (lari perlahan-lahan seenaknya) 15 menit di rumput. Kemudian 15 detik tempo ditingkatkan 30 detik ditingkatkan lagi, lalu 30 detik jog lagi. Selanjutnya 45 detik dalam tempo agak tinggi, 45 detik ditingkatkan dan 60 detik dalam tempo tinggi, lalu 60 detik jog lagi. Interval ini berlangsung dalam waktu 4 menit 45 detik. Latihan lari ditutup dengan jog selama 10 menit. Total 30 menit kurang 15 detik. Latihan lari ini bervariasi dari hari ke hari. Sumser mengingatkan, kemampuan erobik stamina adalah basis daya non-erobik seorang atlit dalam permainan. Tapi diingatkan, setiap latihan erobik itu "harus berakhir dengan keadaan rileks, tidak melelahkan. Karena selanjutnya latihan-latihan kekuatan (strength) masih harus dijalankan.

Lain halnya dengan latihan kecepatan (speed), Sumser nampaknya punya konsep tersendiri. "Speed itu timbul dari reaksi sistim syaraf kita, yang memberi komando kepada jaringan otot untuk bergerak. Karenanya latihan speed tidak boleh memberi beban pada otot, tapi beban itu harus ditujukan pada syaraf". Pada suatu pagi ia mendemonstrasikan pada Rudy. Sumser 62 tahun, melakukan gerak lali-lari kecil setengah berjingkat dalam frekwensi tinggi. Sikapnya rileks dan sambil bersiul ia memperlihatkan kordinasi yang harmonis. "Ingat, jangan sampai tegang jaringan otot anda. Kalau merasa tegang, cepat berhenti dan ulangi lagi", katanya. Ia menekankan rangsang itu harus benar-benar dialamatkan pada pusat syaraf di otak kita, sebab sistim syaraflah yang ingin dilatih.

Percayalah

Nampaknya Sumser telah merubah sistim latihan Rudy dan barangkali juga seluruh kebiasaan latihan fisik yang selama ini ditempuh oleh para pembina PBSI. "Lakukanlah latihan speed pada awal latihan dan latihan strength pada akhir latihan". Prinsip latihan kecepatan ini berlaku untuk tinju, sepakbola, bulutangkis, atletik dan olahraga apa saja yang menuntut kecepatan. Jadi percuma saja seorang atlit digenjot pada waktu akhir latihan, pada waktu tenaganya sudah terkuras. Cara itu tak akan merangsang syaraf dan melatih kordinasi, melainkan hanya membebankan otot. Patokan pemanasan untuk mengawali latihan kecepatan, menurut Sumser, sebaiknya pada tingkat denyut nadi 120 kali.

Untuk memupuk kekuatan eksplosif (explosive strength) yang sangat dibutuhkan dalam gerak bulutangkis, Sumser mempersatukan latihan isotonik dan isometrik ke dalam serangkaian gerak. Misalnya Rudy melakukan sit-up dengan gandulan beban. Setelah beberapa kali naik-turun, ia harus menahan beban di tengah-tengah pergerakan itu, dan bertahan sampai 8 detik sebelum melanjutkannya. Berdasarkan usia, Rudy 26 tahun, juga dianjurkan menambah beban angkatan sampai 50 kg untuk melatih otot kaki dan tangan. Selama ini ia hanya dibebankan paling berat 30 kg. Itu semua baru merupakan langkah pertama untuk menuju pada ketahanan kecepatan (speed endurance) yang sangat dibutuhkan untuk memulihkan gaya permainan Rudy. "Saya harap akhir Desember ini fisik anda telah siap", pamit Sumser seraya menepuk bahu Rudy, "bulan Maret tahun depan pasti anda merebut gelar itu. Percayalah".
Artikel asli diambil dari Majalah tempo dengan judul " Memulihkan Kondisi Rudy "

Visit Yogyakarta / Jogja