Saturday, January 16, 2010

Dua Model dan Dua Atlet Panjat Tebing Fashion Show di Dinding Tunjungan Plaza

Kegiatan kreatif yang layak di contoh untuk meningkatkan partisipasi masyarakat berolahraga panjat tebing. Silahkan di simak :

Ditulis oleh Any Rufaidah
Selasa, 04 Agustus 2009 19:44
Empat perempuan ini melakukan aksi cukup ekstrem, Sabtu (1/8). Mereka memeragakan busana dengan berjalan di dinding gedung Tunjungan Plaza (TP) 1, Surabaya. Fashion show itu berlangsung mendebarkan.
DENGAN mengenakan jaket putih lengan panjang serta celana pendek merah, Happy Deborah meluncur pelan-pelan dari atap gedung TP 1 setinggi 42 meter dari permukaan tanah. Di kedua pangkal paha dan pinggang perempuan 26 tahun tersebut dipasang ban pengaman yang bagian belakangnya terhubung dengan tali yang terkait pada alat semacam katrol.
Dari katrol itulah, operator mengatur ritme luncuran Happy di dinding. Saat mencapai panel di bagian tengah gedung, dia berhenti. Mematung.
Sesaat kemudian, giliran Kusuma Wardhany yang mengenakan tank top ungu dan celana pendek kuning meluncur dari atas. Setelah sampai di panel tengah, Dhany, begitu dia disapa, merapat dan menggandeng tangan Happy. Kedua model profesional tersebut lantas berpose layaknya berada di tengah catwalk. Pada saat itulah puluhan fotografer mengabadikan aksi mereka.
Puas bergaya di tengah, keduanya melanjutkan separo perjalanan ke bawah. Sekarang tidak lagi meluncur tapi berjalan. Posisi tubuh mereka membentuk sudut 90 derajat dengan dinding hingga wajahnya langsung menghadap ke bawah. Karena itu, mereka harus “berjalan” dengan sangat hati-hati. Salah sedikit saja, tubuh mereka bisa kehilangan keseimbangan, berputar, dan tergelincir. Bahkan bisa jadi terjerat sling yang terentang di samping kanan dan kiri mereka.
Aksi Happy dan Dhany yang menantang bahaya itu membuat ratusan penonton di pelataran TP 1 berkali-kali menahan napas. Mereka khawatir sang operator membuat kesalahan hingga kedua model cantik tersebut tergelincir dan terjerembap ke pelataran. Dhany tampak bisa menikmati aksinya itu. Tidak terlihat sedikit pun raut wajah ketakutan. Happy agak sedikit gugup. Namun dia berhasil menutupinya dengan terus tertawa di sepanjang pergelaran.
Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, penyelenggara memang telah melakukan berbagai cara guna melindungi para model dalam menjalankan aksi. Selain tali pengaman yang dikendalikan dari atap gedung, ada dua tumpuk matras di bawah. Tepatnya di depan pintu masuk samsat corner TP 1. Di matras berukuran 1x1,5 meter dengan tebal masing-masing 30 cm itu, kedua model mendarat dan melanjutkan aksi berposenya. “Wah seru. Takutnya pas mau turun dari atap. Rasanya deg-degan. Tapi waktu jalan asyik,” kata Happy lantas tertawa.
Dia tak sabar untuk segera turun ketika berada di panel tengah. Bukan karena takut, melainkan menahan sakit pada paha dan pinggang yang diikat tali pengaman. “Ini kan ketat banget. Jadi sakit,” katanya sambil menunjuk ban pengaman yang dipasang di kedua pangkal pahanya. “Saya enggak takut karena percaya pada operatornya di atas,” jelas Dhany.
Dhany dan Happy tidak menyangka job fashion show mereka kali ini cukup ekstrem. Ketika menerima order, mereka mengira ketinggian dinding yang harus dilalui tidak lebih dari 10 meter. Apalagi saat latihan awal mereka mencoba dinding setinggi 6 meter di lapangan KONI Surabaya. “Tapi besoknya langsung berlatih di dinding berketinggian 24 meter,” tutur Happy.
Happy tergolong model yang suka tantangan. Sebelum ini, dia pernah menjadi model saat pemotretan di atas kapal yang mengapung di tengah Selat Madura ketika pembukaan Jembatan Suramadu beberapa waktu lalu. “Aku memang suka gaya yang aneh-aneh. Tapi tetap lihat-lihat dulu seekstrem apa,” ujarnya.
Sebelum tampil Sabtu lalu, mereka berlatih tiga kali. Yang terakhir, latihan langsung di dinding TP 1, dua hari sebelum fashion show dengan busana koleksi Matahari tersebut. Agar tak mengganggu keasyikan pengunjung TP, mereka berlatih tengah malam. Saat latihan itu, Happy dan Dhany didampingi Nani Sugiharto dan Ita Triana Purnamasari. Dua nama terakhir adalah atlet panjat tebing Jawa Timur. Mereka sengaja dilibatkan agar fashion show lebih berwarna. Meski sudah memiliki pengalaman banyak, mereka tetap harus beradaptasi. “Panjat tebing kan menghadap ke atas. Kalau ini, kami harus menghadap ke bawah,” kata Nani yang tahun lalu meraih medali emas PON XVII di Kaltim.
Karena sudah berpengalaman, keduanya tampil dalam dua sesi sekaligus, yakni sesi pembuka dan penutup fashion show. Di sesi pembuka, Nani mengenakan tank top merah muda serta celana pendek biru berjalan menuruni dinding dengan tangan terentang. Mulai atap hingga ke bawah. Dia hanya mengandalkan tali pelindung di belakang untuk menjaga keseimbangan.
Kemudian disusul Ita yang memakai kaus lengan pendek hijau dan celana pendek kuning. Sesi kedua diisi aksi Dhany dan Happy. Pada sesi penutup, Nani dan Ita berjalan bersamaan dengan bergandengan tangan. Sesampai di panel, mereka berpose, kemudian diturunkan dengan pose tangan terentang. Mirip orang terbang.
Karena temanya fashion show, Nani dan Ita juga harus menjalani beberapa penyesuaian. Mereka harus berpose bak peragawati. “Yang ini tidak terlalu sulit. Soalnya diajari sama orang model,” ujar Nani.
Ya, untuk peragaan busana ekstrem itu, Nani dan Ita mendapat pelatihan khusus dengan guru Yanuar Pribadi, koordinator model fashion show yang diselenggarakan Cody Enterprise untuk peluncuran brand baru Matahari Dept Store tersebut.
Menurut Yanuar, Nani dan Ita dipilih karena dianggap memenuhi syarat secara fisik. Sementara itu, Happy dan Dhany dipilih melalui proses seleksi. "Awalnya ada empat orang yang ikut audisi. Tapi setelah beberapa kali diuji, ternyata hanya Happy dan Dhany yang lebih siap,” tuturnya.
Agar mudah mengarahkan gayanya, Yanuar juga ikut berlatih menuruni dinding setinggi 6 meter di lapangan KONI Surabaya untuk merasakan sulitnya berpose dalam posisi taersebut. “Karena saya tahu rasanya, saya jadi enak ngasih pengarahan. Tapi pada dasarnya mereka mudah menangkap maksudnya kok,” jelas Yanuar.
Karena itu, tidak dibutuhkan latihan yang terlalu banyak untuk event tersebut. Apalagi baju yang dikenakan para model berjenis sporty. Jadi tidak dibutuhkan pose-pose yang rumit seperti ketika mereka mengenakan baju kasual atau baju pesta. “Syukurlah, semua berjalan sesuai skenario,” tandas Yanuar.(*)

Visit Yogyakarta / Jogja