PALEMBANG – Cabang olahraga (cabor) sport climbing mulai menunjukkan konsistensinya dalam perburuan medali SEA Games XXVI/2011.
Dalam pertandingan nomor speed track yang dilaksanakan kemarin, climber Indonesia menyapu bersih dua medali emas di nomor putra dan putri. Di kategori putra, Abudzar Yulianto menjadi yang terbaik setelah mencatatkan waktu tercepat di partai final 8,65 detik. Dia mengalahkan atlet Vietnam Phan Thanh Nhien yang mencatatkan waktu 11,37 detik.
Sementara di posisi ketiga ditempati Weng Khit Adriel Choo dari Singapura dengan waktu 11,38 detik. Sayangnya, climber Indonesia lainnya, Gunawan R Sentosa, gagal mendapatkan medali setelah terpeleset di lintasan saat berhadapan dengan Than Nhien, sekaligus mengakhiri perjuangannya di babak perempat final.
Sementara di kategori putri, sempat terjadi all Indonesian final antara Fitriyani dan Santi Welyanti. Namun, Santi harus mengakui ketangguhan Fitriyani, meski hanya selisih tiga detik. Di partai final tersebut, Fitriyani mampu mencapai finis dengan waktu 9,36 detik, sedangkan Santi 9,39 detik.
Sementara di posisi ketiga ditempati atlet Singapura Ming Xin Judith Sim, setelah mengalahkan atlet Malaysia Wann Iryani Arifin pada perebutan tempat ketiga. Manajer Sport Climbing Indonesia Hendri Wijaya mengaku sangat puas. Dia memprediksi Indonesia akan mendominasi nomor speed track sejak awal.
Pasalnya, nomor itu merupakan salah satu nomor andalan Merah Putih dalam penyumbang medali dari empat nomor lainnya. “Kalau untuk nomor speed track ini, kita memiliki para atlet yang cukup bisa diandalkan dan alhamdulillah semua sesuai harapan. Justru yang di luar dugaan itu saat Aan berhasil mencuri medali emas di nomor boulder kemarin,” ungkapnya.
Pengurus PB FPTI itu berharap keberhasilan ini dapat menjadi penambah semangat bagi para atlet lainnya yang belum bertanding, agar memberikan penampilan terbaiknya. Apalagi, pada pertandingan hari ini persaingan bakal berlangsung ketat di nomor lead putri. Indonesia akan mendapat hambatan dari Filipina, Thailand, dan Singapura.
“Meskipun bukan merupakan nomor andalan Indonesia, kami akan tetap berusaha semaksimal mungkin. Untuk di nomor lead putri, kita memiliki satu atlet yang cukup baik yakni Wilda. Mudahmudahan dia bisa mengikuti jejak rekanrekan lainnya,” jelasnya. Sementara itu, Abudzar sangat bersyukur bisa mempersembahkan medali emas bagi kontingen Indonesia.
Pria asal Gresik, Jawa Timur ini mengaku cukup tegang saat melakukan pemanjatan terakhir di partai final, karena lawan yang dihadapi merupakan para pemanjat terbaik dari negaranya masingmasing. ● yopie cipta raharja